Polda Riau Raih Penghargaan Indonesia Awards 2020
RIAU24.COM - JAKARTA - Kepolisian Daerah Riau menerima penghargaan dari ajang bergengsi yaitu Indonesia Awards yang diterima langsung oleh Wakapolda Riau, Brigjen Pol. Tabana Bangun pada malam penganugerahan Indonesia Awards 2020 yang digelar di Komplek MNC, Jakarta, Rabu (7/10/2020).
Penghargaan Indonesia Award 2020 merupakan penghargaan istimewa dan buah karya Polda Riau dalam penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang telah berinovasi menciptakan sebuah aplikasi untuk mendeteksi kebakaran hutan dan lahan di Riau yaitu Dasboard Lancang Kuning yang dirilis beberapa bulan lalu.
Indonesia Awards merupakan penghargaan yang diberikan oleh salah satu stasiun televisi swasta iNews kepada lembaga pemerintah dan nonpemerintahan serta perorangan atas dedikasi, prestasi, dan konsistensi dalam pembangunan negeri. Tahun ini merupakan tahun ketiga penyelenggaraan Indonesia Awards yang diberi tema Kebanggaan Indonesia.
Bertindak sebagai juri kehormatan yakni Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo.
Wakapolda mengatakan penghargaan yang diterimanya itu merupakan hasil inovasi dari Polda Riau dibawah pimpinan Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi SH SIK MSi untuk memberikan pelayanan terbaik dan menciptakan suatu kolaborasi dari seluruh stakeholder untuk membangun Provinsi Riau lebih baik dan akan menjadi simbol di Bumi Melayu.
"Penghargaan ini adalah sebuah simbol dan momen bagi Polda Riau dalam hal ini Provinsi Riau yang dipimpin oleh bapak Kapolda telah mendapatkan sebuah dorongan dan motivasi melalui penghargaan ini untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat," kata Brigjen Pol, Tabana Bangun usai menerima penghargaan.
Jenderal bintang satu itu menyebutkan, dengan adanya aplikasi ini upaya pencegahan lebih cepat dilakukan dan juga upaya penegakan hukum lebih mudah dilaksanakan sehingga persoalan karhutla di Riau sudah jauh berkurang.
"Kalau hot spot hampir berkurang 10 ribu dan pemadaman sudah hampir dilaksanakan sebanyak 6 ribu. Jadi titik api yang telah terdeteksi itu lebih awal kita bisa melakukan pencegahan sehingga kita tidak terjadi kebakaran lahan hutan yang lebih hebat lagi," tambahnya.
Dia berharap, ke depan aplikasi ini dikembangkan dan bisa digunakan secara nasional terutama bagi provinsi-provinsi yang berpotensi kasus karhutlanya tinggi agar titik-titik api lebih awal terdeteksi dan mudah di atasi. Karena kata dia, saat ini aplikasi tersebut hanya bisa diakses oleh kalangan tertentu khusunya Polda Riau.
"Untuk kedepan apakah ini dikembangkan secara nasional mudah-mudahan saja kita harapkan sehingga bisa menjadi sebuah aplikasi yang diberlakukan kepada provinsi-provinsi lain dalam skala nasional sehingga gangguan yang mungkin terjadi di provinsi lain bisa terdeteksi lebih awal seperti yang dilaksanakan di Povinsi Riau," kata dia.
Di sisi lain kata dia, pihaknya akan terus mengembangkan aplikasi ini karena aplikasi tersebut multiguna dan tidak hanya sekedar mendeteksi titik api saja bahkan bisa juga untuk memantau aktivitas masyarakat tertentu yang melakukan kerusakan hutan maupun lainnya.
"Aplikasi ini terus dikembangkan. Jadi Ini tidak untuk karhutla saja juga bisa pendeteksian aktivitas-aktivitas tertentu di masyarakat bisa dilakukan melalui aplikasi ini dan sudah dibuktikan," terangnya.
"Jadi di Riau mulai dari Polres hinga Polsek sudah menggunakan. Jadi kita Polda dengan mudanlh menyampaikan informasi ke jajaran untuk segera mengontrol dan termonitor diwilayahnya terutana titik api. Jadi Polsek yang terdekat titik api maka bisa bergerak," jelasnya.
Saat ini, kata dia, aplikasi Lancang Kuning memang belum bisa diakses oleh masyarakat umum karena masih ada beberapa hal yang mesti di persiapkan dengan matang. "Aksesnya sementara masih di lingkungan internal tetapi dalam hal tertentu bisa dibuka oleh umum," tandasnya.