Uang Bukanlah Segalanya, Berikut Tips Untuk Menciptakan Kebahagiaan Dalam Menjalani Pernikahan
RIAU24.COM - KETIKA menghadiri sebuah pesta pernikahan, kita sering mendengar pidato dan doa sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi SAW yang artinya: “Semoga Allah memberkati kamu, melimpahkan berkah kepadamu, dan mengumpulkan kamu berdua dalam kebaikan”. Apa arti berkat disini?
Berkah diambil dari kata berkat (barakah) yang artinya bertambah dan berkembang, atau mengacu pada banyak amalan.
Doa itu sebenarnya adalah harapan agar rumah tangga yang baru dibangun itu mendapat berkah yang langgeng. Sayangnya, berbagai konflik perkawinan yang sering kita dengar belakangan ini menimbulkan pertanyaan apakah berkah dalam perkawinan sulit dicapai ketika ada situasi di mana suami atau istri semakin tertekan dan tidak bahagia dengan perkawinannya?
Hal ini dapat diperiksa melalui firman Allah yang artinya: "Jika orang-orang di negeri itu beriman dan bertaqwa, Kami pasti akan menghujani mereka berkah dari langit dan bumi ... (QS al-A'raf: 96)
Dalam kehidupan berkeluarga, keberkahan perlu dikaji dari berbagai aspek dan peran. Namun, terkadang berbagai bentuk tantangan dalam rumah tangga membuat nilai berkah ini kurang diperhatikan dan dihargai dalam rangka membangun keluarga bahagia, dimana setiap anggota keluarga, terutama suami dan istri, harus berfungsi dengan baik.
Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT yang artinya: “Barangsiapa beramal baik dari laki-laki atau perempuan, sedangkan dia beriman, maka sesungguhnya Kami akan memberinya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya Kami akan membalas mereka, dengan memberi mereka pahala lebih dari yang pantas mereka terima. telah melakukannya. " (Surat an-Nahl: 97)
Hilangnya keberkahan dalam rumah tangga dapat dilihat baik dari segi materi maupun sebaliknya. Tak ayal, banyaknya konflik keluarga juga terkait dengan lemahnya masalah ekonomi yang berdampak pada semangat dan waktu untuk beramal, beribadah, dan berkomunikasi dengan baik.
Ini semua karena stres dan kelelahan mencari rezeki untuk melanjutkan hidup sehari-hari. Namun, ada juga keluarga yang ekonominya kuat dan terlihat cukup serba bisa, namun tetap tidak merasa bahagia dalam pernikahan.
Sedangkan ada keluarga yang terlihat miskin dan susah, namun terlihat bahagia dan tenang dalam kesehariannya.
Selain itu, ada ungkapan suami atau istri yang mengaku tidak berkembang secara positif padahal di awal pernikahan dibayangkan berbagai hal indah sebagai hasil persatuan dua hati seperti:
- Kepribadian meningkat
- Sikap dan diri pasangan semakin bisa dimengerti
- Selalu melihat ke depan
- Jaga diri, sehat dan kuat
- Membangun emosi yang positif dan dewasa
- Serius dan ikhlas dalam bekerja dengan tujuan mencari keridhaan Tuhan
Segala urusan dan kegiatan sehari-hari tertata dengan baik agar dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat sekitar dan agama. Namun, apa yang dihadapi suami atau istri setelah beberapa tahun menikah adalah:
- Konflik antara suami dan istri yang sering berakhir dengan pertengkaran, isolasi, atau perceraian.
- Perasaan bersalah bagi anak-anak yang terabaikan secara emosional akibat hidup dalam keluarga yang bermasalah.
- Anak-anak tidak mendengarkan kata-kata orang tua dan terlibat dalam masalah sosial dan perilaku.
Ketika dihadapkan pada persoalan seperti itu, suami istri, bahkan kita semua, kita masing-masing harus merefleksikan atau mengevaluasi diri kita sendiri, apakah kita masih konsisten (istiqamah) dalam mengikuti ajaran Alquran dan Sunnah, agar bahagia dan diberkahi dalam perkawinan atau berkeluarga bisa. menikmati.
Untuk memperoleh keberkahan hidup, ada beberapa aspek yang dapat menjadi perhatian suami istri dalam mencapai ridha Tuhan, kemudian membangun keluarga yang bahagia dan dapat berfungsi dengan baik:
Berkah hidup dan waktu
Setiap individu memiliki tanggung jawab sebagai hamba Tuhan, juga sebagai suami atau istri, anak, menantu, anggota keluarga, karyawan, pelajar, dan sebagainya. Oleh karena itu, dalam menjalankan setiap tanggung jawab dan peran tersebut, setiap individu hendaknya menggunakan waktunya dengan baik. Kata-kata Syekh Nuruddin Al Banjari berikut ini harus dipahami dan diapresiasi:
"Berkat waktu itu adalah ketika kita diberikan waktu yang sama dengan orang lain tetapi kita mampu melakukan lebih banyak pekerjaan, tanggung jawab, amanah dan ibadah lebih dari apa yang orang lain lakukan."
Tanggung Jawab Suami Istri
Dalam proses mencari keberkahan, baik dalam rangka memperoleh rezeki yang halal, membangun keluarga yang harmonis, membentuk anggota keluarga yang mampu berfungsi dengan baik, suami dan istri perlu menyadari peran dan tanggung jawabnya masing-masing terlebih dahulu. Sebab, keberkahan dan kedamaian dalam keluarga hanya bisa tercapai jika ridha dan petunjuk Allah SWT dan Sunnah Nabi diikuti. Sebagai contoh:
Para suami hendaknya selalu menyadari tanggung jawabnya seperti:
- memberi nafkah bagi istri seperti tempat tinggal, sandang, dan makanan sesuai dengan kemampuannya
- memberikan rezeki batin termasuk rukun dengan istri
- mendukung anak-anak
- melindungi istri dan anak dari aspek keselamatan dan kesehatan
- menjaga martabat keluarga dan harta benda
- selalu membimbing istri sesuai dengan keridhaan Tuhan
- mendidik akhlak anak untuk memperoleh pendidikan Islam yang sempurna
- menasihati istri dan anak dengan baik
Istri harus selalu menyadari tanggung jawabnya seperti:
- menjaga harga diri dan menaati suami
- taatilah petunjuk suami (asal tidak maksiat) dan suka melayani suami lahiriah dan batiniah
- berikan cinta penuh kepada suami dan anak
- menjaga kebersihan tempat tinggal serta kesehatan diri dan anggota keluarga
- jaga kepercayaan dan properti suami
- selalu merahasiakan hubungan suami istri
- tidak meninggalkan rumah tanpa persetujuan suami (kecuali darurat)
- mempercantik diri untuk tatapan suami saja, disamping selalu menjaga aurat dan kesusilaan saat berada di depan umum
Dalam hubungan dan pergaulan sehari-hari antara suami dan istri, tidak mengherankan jika terjadi perbedaan pendapat atau pertengkaran karena memang berantakan dalam pernikahan.
Namun dengan menyadari tanggung jawab dan perannya masing-masing, selain memahami petunjuk Allah SWT dan sunnah Rasulullah SAW, segala konflik yang muncul lebih mudah diselesaikan.
Oleh karena itu suami dan istri harus selalu berusaha untuk meningkatkan ilmunya karena hanya dengan menghargai hidayah dan tuntunan hukum Islam maka berbagai masalah dan kesulitan dapat diselesaikan secara rasional dan baik, kemudian dapat memahami hikmah yang ada untuk setiap peristiwa yang terjadi, Insya Allah.