KLHK Akan Bangun Pusat Perbenihan dan Persemaian Skala Besar
RIAU24.COM - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, akan membangun Pusat Perbenihan dan Persemaian skala besar. Persemaian ini akan dibangun dengan luas 128 Hektare (Ha). Selain di rumpin, Bogor, persemaian juga akan dibangun di Kalimantan Timur (120 Ha) untuk mendukung Ibu Kota Negara yang baru serta di sekitar kawasan pariwisata Danau Toba, Sumatera Utara (37,25 Ha), Labuan Bajo, NTT (30 Ha), Mandalika, NTB (32,25 Ha), dan Likupang, Sulawesi Utara (30,33 Ha).
''Pembangunan persemaian dilakukan pada Januari tahun 2021 dan di setiap unit persemaian akan memproduksi bibit hingga diatas Rp10-15 juta per tahun dengan tanaman yang bernilai ekologis dan ekonomis sesuai arahan Presiden,'' ungkap Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya saat mendampingi Presiden RI Joko Widodo meninjau Pusat Perbenihan dan Persemaian di Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (27/11).
Menteri Siti menerangkan kebijakan untuk membangun persemaian dilakukan dalam konsep yang utuh meliputi pembangunan fisik produksi bibit didukung oleh kebijakan kelembagaan sebagai persemaian nasional bahkan internasional, manajemen persemaian. Serta peningkatan sumber daya manusia ahli benih dan bibit tanaman kehutanan.
Sejak tahun 2019 lalu, pemerintah melakukan langkah korektif dalam hal pemulihan lingkungan. Pusat-pusat persemaian dengan pola Kebun Bibit Rakyat, Kebun Bibit Desa dan Persemaian Permanen yang ada selama ini masih sangat terbatas dibandingkan dengan kebutuhan mengatasi kerusakan lingkungan. Hal tersebut juga mendasari pemerintah membangun persemaian skala besar di beberapa wilayah.
Selanjutnya, penanaman Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) dengan dana APBN juga ditingkatkan dari 23.000 Ha rata-rata pertahun sampai dengan 2018 menjadi 230.000 Ha pada tahun 2019. Namun, dengan adanya pandemi Covid-19 terdapat penyesuaian sehingga terlaksana 168.000 Ha atas dukungan APBN 2020 dan rehabilitasi kewajiban swasta pemegang ijin tambang.
"Saya segera konsolidasikan jajaran KLHK untuk pembangunan Nursery Centre ini. Khusus di Rumpin akan kita kembangkan dari persemaian yang ada yang dibangun dengan kerjasama Korea-Indonesia tahun 2008-2019, yang masih terbatas pada bobot teknik kultur jaringan dan kebun bibit percobaan, bukan skala produksi tapi hanya pada skala lab untuk pelatihan," terang Menteri Siti.
Menurut Menteri Siti, rencana Pusat Perbenihan dan Riset Hutan Tropika Rumpin ini akan menjadi pedoman teknis pembangunan paralel pada 5 (lima) persemaian modern lainnya di Indonesia.
"Semua akan dibangun start 2021, diawali Rumpin pada bulan Januari kemudian menyusul paralel di 5 lokasi lainnya. Rancangan dan anggaran sudah ada, semua siap dilaksanakan dan akan disesuaikan dengan arahan Presiden," katanya.
Sementara itu UPT KLHK BPDASHL Indragiri Rokan yang memiliki jangkauan tugas meliputi Provinsi Riau dan Sumatera Barat, saat ini juga tengah menjalankan beberapa program utama, diantaranya yaitu Kebun Bibit Desa (KBD), Kebun Bibit Rakyat (KBR), Persemaian Permanen, Program padat karya mangrove, Bangunan Konservasi Tanah Air (KTA), dan bibit produktif.
''Kita sudah memiliki dua unit Persemaian Permanen, di Pekanbaru dan di Kampar. Dari unit Persemaian permanen menyerap tenaga kerja yang merupakan warga sekitar, pekerja terdiri dari tenaga harian, mandor dan tenaga keamanan,'' kata Kepala BPDASHL Indragiri Rokan KLHK, Tri Esti Indrarwati.
KLHK sampai dengan tahun 2019, telah membangun persemaian permanen sejumlah 57 unit. Target produksi bibit dari seluruh persemaian permanen mencapai ± 50 juta batang tiap tahunnya yang dibagikan secara gratis kepada masyarakat. ***