Tahukah Anda, Ternyata Inilah Sejarah Stetoskop, Dibuat Agar Telinga Dokter Tak Perlu Menempel di Dada Pasien
RIAU24.COM - Pernahkah Anda melihat jika saat seorang pasien menderita sakit, dokter memeriksa tubuh kita dengan stetoskop. Kelainan di tubuh memang bisa dideteksi dari beberapa jenis bunyi yang ada di dalam tubuh (istilahnya auskultasi) terutama dari bunyi jantung dan paru-paru.
Berdasar manuskrip yang tertulis di papirus, cara ini malah sudah dilakukan sejak zaman Mesir Kuno, 17 abad Sebelum Masehi.
Dulu, bapak kedokteran Hippocrates mengguncang-guncang tubuh pasiennya (succussion) dan mendengar bunyi di dada, untuk menentukan suatu kelainan.
Hingga beberapa abad kemudian, cara Hippocrates yang hidup tahun 350 SM itu, masih diikuti para dokter.
Namun di tahun 1816, seorang dokter muda Prancis bernama Rene Theophile Hyacinthe Laennec menemukan stetoskop. Saat itu ia sedang memeriksa seorang gadis kecil, teringat bahwa bunyi bisa melewati ruang pada gulungan ketas. Kemudian ia mengambil 24 lembar kertas yang digulung, lalu ujungnya ditempelkan di dada pasien. Sedangkan ujung yang lain didekatkan di lubang telinganya sendiri.
Aha! Bunyi jantung pasiennya terdengar jelas!