3 Januari Dalam Sejarah: Benito Mussolini Menyatakan Dirinya Sebagai Diktator Italia
RIAU24.COM - Mirip dengan Adolf Hitler, pemimpin fasis Italia, Benito Mussolini tidak menjadi diktator rezim totaliter dalam semalam. Selama beberapa tahun, dia dan sekutunya bekerja dalam batasan konstitusi untuk mendapatkan kekuasaan, mengikis institusi demokrasi, hingga tiba waktunya untuk menyingkirkan semuanya.
Momen itu kemudian datang ketika Mussolini memberikan pidatonya pada tanggal 3 Januari 1925, hari ini 96 tahun yang lalu. Seperti dikutip dari halaman Sejarah, saat itu Mussolini menegaskan bahwa dirinya berhak atas kekuasaan tertinggi dan efektif menjadi diktator Italia.
Mussolini adalah seorang guru sekolah dan sosialis yang dihormati, tetapi setelah Perang Dunia I ia menjadi pemimpin dari gerakan fasis yang baru lahir. Seperti kebanyakan Eropa, Italia mengalami gejolak sosial setelah perang.
Kelompok paramiliter dengan gerombolan jalanan sering berselisih paham tentang visi mereka dan bersaing untuk mendapatkan tatanan politik baru. Salah satu reformis itu adalah orang kepercayaan Mussolini. Dia membentuk kelompok paramiliter fasis, yang dikenal sebagai Blackshirts atau Squadristi.
Ketika Mussolini memimpin sebuah partai politik, mereka menemukan bahwa ketakutan pemerintah terhadap revolusi komunis memungkinkan mereka untuk beroperasi tanpa campur tangan negara. Dan pada tahun 1921, karier Mussolini mulai melejit. Saat itu ia terpilih menjadi anggota parlemen sebagai pemimpin Partai Fasis Nasional yang sedang berkembang.
Setelah Mussolini terpilih, Blackshirts bersenjata berbaris di Roma menuntut raja melantik Mussolini sebagai Perdana Menteri. Keputusan Raja Victor Emmanuel III benar-benar mengubah jalannya sejarah Italia dan Eropa.
Raja mengabaikan permintaan Perdana Menteri Luigi Facta agar Raja Victor mengumumkan darurat militer atas ancaman Mussolini. Setelah itu Facta mengundurkan diri dari jabatannya, dan Mussolini diundang ke Istana untuk membentuk pemerintahan baru.
Kemenangan Mussolini membuat kaum Fasis dan sekutunya berebut konstitusi demokratis Italia. Dia diproklamasikan sebagai diktator selama setahun. Selain itu, Mussolini juga semakin memadukan partainya dan sayap paramiliter dengan negara dan menjadikannya militer resmi.
Mussoloni juga melakukan program privatisasi dan memberlakukan undang-undang anti serikat pekerja. Dia melakukan ini untuk meyakinkan pengusaha dan bangsawan bahwa fasisme akan melindungi mereka dari sosialisme.
Menjadi Diktator
Terlepas dari reformasi ini, banyak Fasis merasa Mussolini bergerak terlalu lambat. Pada tahun 1924, orang-orang yang terkait dengan Mussolini membunuh pemimpin sosialis Giacomo Matteotti. Hal ini menyebabkan sebagian besar oposisi parlemen memboikot badan legislatif Mussolini.
Kaum fasis merasa bahwa malapetaka akan datang. Pada 31 Desember, mereka mengeluarkan ultimatum kepada Mussolini.
Tiga hari kemudian, Mussolini berpidato di depan parlemen, menyatakan: "Saya, dan saya sendiri, memikul tanggung jawab politik, moral dan sejarah untuk semua yang telah terjadi." Pidato tersebut secara tidak langsung merujuk pada kasus pembunuhan Matteotti.
Mussolini kemudian menantang jaksa penuntut dan lembaga demokrasi Italia lainnya, serta raja, untuk menantang otoritasnya. Dan tidak ada orang lain yang melakukannya.
Karenanya, sejak 1925 dan seterusnya, Mussolini sebenarnya menjadi diktator secara terbuka. Dia kemudian menggabungkan negara itu dengan Partai Fasis.
Akhir Tragis Mussolini
Dua dekade kemudian, pemerintahannya dipenuhi dengan penindasan dan kebrutalan. Ini memuncak dalam aliansi Mussolini dengan Nazi Jerman dan Perang Dunia Kedua.
Selama Perang Dunia Kedua, koalisi Nazi Jerman dengan rezim fasis Mussolini dikenal sebagai Front Poros, yang merajalela di Eropa dan Afrika Utara. Namun, sejak memenangkan perang di Afrika Utara, pasukan Sekutu yang dipimpin AS dan Inggris berhasil mengguncang Italia.
Di sisi lain, rezim fasis Mussolini juga mendapat perlawanan dari partisan kiri. Mereka ingin mengadili Mussolini sebagai penjahat perang. Karena itu, Mussolini dan para pengikutnya tidak punya pilihan selain melarikan diri dari Italia.
Namun, upaya Mussolini dan pengikutnya untuk melarikan diri gagal. Pejuang partisan menangkap mereka dan menembak mati mereka di tempat. Dengan truk, jenazah Mussolini dan pengikutnya dibawa ke Milan dan digantung terbalik untuk dipamerkan kepada publik.