5 Kutukan Timnas yang Buat Sepak Bola Indonesia Urung Mendapatkan Kejayaan Hingga Sekarang
Saling bunuh, sikut dan aroma kebencian ditebar, begitulah kutukan Empu Gandring yang diberikan untuk Indonesia. Meski tidak ada hubungannya dengan sepak bola tapi apabila melihat kekacauan PSSI tahun 2011, sumpah ini memiliki kesamaan. Saat itu demi untuk mendapatkan jabatan ketua umum, beberapa orang harus saling sikut. Hal inilah menjadikan sepak bola tanah air jatuh dititik nadir. Bahkan keadaan ini menjadikan rangking Timnas turun drastis. Mungkin saat ini sepak bola sudah mulai lebih baik, tapi dampak dari hal tersebut tetap ada, berupa ada sebagian kalangan ingin kembali menduduki jabatan ketua PSSI dengan cara curang.
Ucapan ketua umum PSSI pertama kini jadi kenyataan
Ir Soeratin menjadi salah satu orang Indonesia yang memprakarsai berdirinya PSSI. Tanpa jasa orang pernah bekerja untuk Belanda ini sepak bola Indonesia tidak akan pernah bisa seperti sekarang. Meski jasanya kerap dilupakan tapi ucapannya tentang masa depan Timnas pastinya tidak pernah terlupa. Dilansir laman Kompas, Soeratin pernah berujar apabila Timnas akan terus alami keributan. Layaknya kutukan, apa yang dikatakan Pahlawan asal Bandung ini ternyata benar adanya. Seperti yang kita ketahui beberapa kali orang di PSSI harus berseteru lantaran konflik kepentingan. Bahkan berkat kekacauan ini sepak bola Indonesia terus alami penurunan.
Menjadi langganan kalah di partai Final kompetisi Asia Tenggara
Sebagai tim sepak bola, Indonesia memiliki banyak sekali kehebatan yang dapat menjadikannya berjaya. Namun sayang beberapa kali sampai partai final negara kita selalu gagal menang. Padahal Timnas selalu mampu tampil bagus saat berada babak penyisihan grup. Rekor selalu menjadi peringkat kedua untuk timnas senior ini sudah bertahan lebih dari 25 tahun. Bahkan tak jarang mereka dibantai habis-habisan pada partai final. Banyak pengamat mengatakan hasil ini dikarenakan mental buruk pemain Timnas.
Nenek moyang yang dikutuk, Timnas terkenak imbasnya