Hanya Butuh 20 Detik ke Laut Untuk Pesawat Sriwijaya Jatuh ke Dalam Laut
Kehilangan daya angkat ini bisa terjadi pada pesawat dengan laju kecepatan tinggi (high speed) dan kecepatan rendah (low speed).
Dalam ilmu fisika, desain sayap merupakan kunci agar suatu pesawat dapat terangkat ke udara. Sayap didesain agar bagian atasnya dapat menerima kecepatan udara yang lebih dari bagian bawah.
Akibatnya, tekanan udara yang ada di bagian bawah sayap lebih besar dari bagian atas sayap. Hal inilah yang mengakibatkan pesawat terangkat ke udara.
Ketika pesawat terbang datar, tidak terdapat kemiringan ke atas (nose up) pada hidung pesawat. Pada keadaan normal, nose up berkisar antara 2 hingga 5 derajat. Namun, jika nose up lebih dari 15 derajat, maka beban pesawat menjadi lebih berat.
Kemiringan ke atas lebih dari 15 derajat secara terus menerus dapat mengakibatkan suatu pesawat kehilangan daya angkat dan kemudian jatuh.
Pesawat Sriwijaya SJ 182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu (9/1). Insiden itu diketahui setelah beberapa jam pesawat tersebut hilang kontak usai lepas landas dari Bandara International Soekarno-Hatta.