Black Box Masih Dicari, Ini Temuan Terbaru Pesawat Sriwijaya Air SJ-182
RIAU24.COM - Hari ini memasuki hari keempat tim pencari gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, dan sejumlah relawan melakukan pencarian korban dan harta benda pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Kepala Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) Marsekal Bagus Puruhito mengatakan pencarian korban dan material untuk pesawat Sriwijaya Air SJ-182 masih akan dilanjutkan.
Kata Bagus, pada hari keempat pencarian, tim pencari gabungan akan memperluas area pencarian. Pencarian dilakukan di permukaan kapal bersama dengan penyelaman.
"Kami berencana tetap fokus melakukan evakuasi untuk pencarian korban dan pencarian material lainnya. Serta wilayah kami perluas di permukaan dengan kapal, di bawah permukaan dengan cara menyelam atau dengan menggunakan sonar kapal," ucapnya. Bagus di Posko Terpadu JICT II, Jakarta Utara, Senin 11 Januari malam.
Bagus menuturkan, pihaknya juga terus mencari kotak hitam atau black box yang belum ditemukan. Kotak Hitam itu penting. Pasalnya, peralatan yang terdiri dari Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR) diharapkan bisa memecahkan misteri jatuhnya pesawat yang terbang dari Jakarta menuju Pontianak.
Dalam pencarian kotak hitam tersebut, tim gabungan Basarnas, TNI, Polri, dan sejumlah relawan memberangkatkan penyelam pada siang hari dibantu pemetaan lokasi. Kemudian sore harinya TNI AL akan mengerahkan Remote Operator Vehicle atau ROV untuk mencari Black Box milik Sriwijaya SJ-182.
Kemarin, pemetaan area sinyal kotak hitam dipersempit. Saat ini radar pencari lokasi kotak hitam berukuran 140x100 meter, menggunakan pemancar sonar atau multibeam Echosounder sejak awal pemetaan.
“Kami juga terus mencari material black box,” ujarnya.
Batasan pencarian kotak hitam
Kepala Basarnas Marsekal TNI Madya Bagus Puruhito mengakui, proses menemukan kotak hitam tidak mudah. Dia menuturkan, pergerakan aliran air berpotensi memindahkan kotak hitam dari lokasi semula sinyal tertangkap. “Mencari yang di bawah belum bisa dikatakan ada, kita terus mengunjunginya lagi, masih ada. Apalagi dengan hujan lebat dan badai yang cukup kuat di kawasan itu,” kata Bagus.
Tim SAR Angkatan Laut Indonesia mengatakan puing-puing bawah laut menjadi kendala ditemukannya kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
“Volume pesawatnya sangat besar dan 'benturan' di permukaan laut begitu besar sehingga barang-barang masih tertumpuk oleh pecahannya sendiri,” kata Panglima Satgas Marinir Operasi SAR Sriwijaya Air 182 (Dansatgasla Ops) Sriwijaya. Air 182, Laksamana Yayan Sofyan.
Rencananya, operasi SAR membongkar material pesawat pada Selasa 12 Januari untuk memudahkan pencarian kotak hitam pesawat. “Pembusukan itu dibenamkan oleh penyelaman TNI AL, baik itu Denjaka, Kopaskal, Dislambair. Kemudian menyelam satu persatu bongkahan yang terbuka itu dibawa ke permukaan,” terangnya.
Temuan sejauh ini
Hingga Senin, 11 Juli malam, sebanyak 27 kantung jenazah dan 22 kantung berisi materi terkait jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 berhasil dikumpulkan oleh tim SAR gabungan dalam operasi pencarian hari ini.
“Ada 18 kantong jenazah yang menjadi bagian dari tubuh korban, hari ini kita dapat 27 kantong jenazah berisi jenazah,” jelas Bagus.
Jika ditemukan puing pesawat, Basarnas akan menyerahkannya kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi. Sedangkan potongan jenazah atau barang milik korban diserahkan ke tim DVI Polri untuk diidentifikasi.