Hanya Karena Kumpulkan Sayuran Liar, Pasukan Israel Menahan Anak-anak Palestina, Videonya Jadi Viral
RIAU24.COM - Pasukan Israel menahan lima anak Palestina selama beberapa jam, saat mengumpulkan sayuran liar di dekat pos pemukiman Yahudi di Tepi Barat, sebuah kelompok hak asasi manusia Israel mengatakan pada hari Kamis.
Dilansir dari B’Tselem yang merilis video penangkapan di Perbukitan Hebron selatan, terlihat para tentara Israel bersenjata berat menyeret anak-anak tersebut.
Rekaman yang diambil sebelumnya menunjukkan anak-anak sedang mengumpulkan akoub, tanaman yang mirip dengan artichoke, ketika dua orang Yahudi muncul dari rerimbunan pohon di dekat pos pemukim ilegal di Havat Maon.
Pos terdepan terletak di dekat Masafer Yatta, yang terdiri dari kumpulan sekitar 19 dusun Palestina. Daerah ini sering menjadi sasaran serangan militer dan pemukim Israel.
"Ini adalah contoh lain dari pengabaian mutlak pihak berwenang dan pasukan Israel di lapangan terhadap kesejahteraan dan hak-hak warga Palestina, tidak peduli seberapa muda atau rentannya," kata juru bicara B’Tselem, Amit Gilutz.
Anak yang ditahan oleh Tentara Israel tersebut berumur antara delapan hingga 13 tahun.
Mereka ditahan selama sekitar lima jam di sebuah kantor polisi di pemukiman Kiryat Arba, menurut Gaby Lasky, seorang pengacara hak asasi manusia yang mewakili mereka. Dua anak tertua, yang berusia 12 dan 13 tahun, diperintahkan untuk kembali minggu depan untuk diinterogasi lebih lanjut karena, di bawah hukum militer Israel, mereka dianggap cukup dewasa untuk menghadapi dakwaan.
Militer Israel mengatakan "sejumlah tersangka" ditahan setelah mereka "menyusup ke dalam properti pribadi sebuah rumah."
Dikatakan bahwa mereka dipindahkan ke polisi Israel, yang kemudian melepaskan mereka ke orang tua mereka.
Menurut Defense for Children International, Israel menuntut sekitar 500 dan 700 anak Palestina di pengadilan militer setiap tahun. Kelompok hak narapidana Addameer mengatakan 140 anak Palestina saat ini dipenjara oleh Israel.
Havat Maon adalah salah satu dari puluhan pos pemukim yang didirikan tanpa izin pemerintah Israel, selain sekitar 130 pemukiman yang diakui secara resmi di Tepi Barat yang diduduki. Pemukiman, yang berkisar dari pos terdepan puncak bukit yang terpencil hingga kota-kota yang lengkap, adalah rumah bagi hampir setengah juta orang Israel.
Lasky mengatakan Israle telah "gila" karena menuduh anak-anak masuk tanpa izin di pos terdepan yang dibangun secara ilegal.
Palestina memandang semua permukiman sebagai ilegal dan hambatan utama bagi tujuan mereka untuk mewujudkan negara merdeka termasuk Tepi Barat, yang direbut Israel dalam perang 1967. Komunitas internasional juga sebagian besar memandang permukiman itu ilegal dan menghalangi perdamaian.
Pada hari Kamis, sekelompok pemukim Israel menembakkan senjata mereka ke arah dua anak Palestina di Masafer Yatta. Kedua anak itu, berusia 12 dan 13 tahun, tidak terluka dalam serangan itu.
Rateb Jabour, koordinator Komisi Perlawanan Tembok dan Penjajahan di Hebron, mengatakan kepada kantor berita Palestina WAFA bahwa para pemukim melepaskan tembakan ke arah anak-anak saat mereka sedang menggembalakan domba di daerah Masafer Yatta. Banyak pos pemukim telah didirikan oleh nasionalis religius yang memusuhi penduduk Palestina setempat. B’Tselem telah melaporkan peningkatan kekerasan pemukim dalam beberapa bulan terakhir dan mengatakan militer Israel sering menutup mata.