Covid pada Anak Indonesia Tertinggi di Asia Tenggara, Waspadai Dua Penyakit Penyerta Ini
RIAU24.COM - Angka kematian anak di Indonesia karena Covid-19 ternyata merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara, yakni sebanyak 1,7 persen. Hal ini diungkap Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr Daeng M Faqih, SH, MH.
Menurut Daeng, tingginya tingkat kematian akibat covid pafa anak di Indonesia disebabkan adanya komorbid atau penyakit bawaan, yakni diare dan gangguan gizi. Kemudian diikuti oleh pneumonia dan demam berdarah.
"Di Indonesia, komorbid pada anak ini ada kekhasan dibanding dengan negara-negara lain. Makanya anak di Indonesia banyak kasus meninggal. Gangguan gizi dan diare itu menjadi komorbid anak yang diduga banyak di Indonesia," kata dr Daeng dalam acara konferensi pers online, dikutip dari detikHealth, Sabtu (27/3/2021).
Maka dari itu, dr Daeng menyarankan diperlukan strategi untuk menjaga daya tahan tubuh anak, seperti dengan memilih asupan makanan sehat dan bernutrisi. Agar anak terhindar dari penularan Covid-19.
Selain itu, pola hidup sehat bersih sehat (PHBS), yaitu rajin mencuci tangan, hindari keramaian, memakai masker, tidur cukup, rutin beraktivitas fisik, serta stres rendah, juga dibutuhkan untuk menjaga daya tahan tubuh. Hal ini berlaku bagi anak-anak dan orang dewasa.
"Pola makan seimbang yang terdiri dari nutrisi makro (karbohidrat, protein, lemak) dan nutrisi mikro (vitamin dan mineral) dikombinasikan dengan pola hidup bersih sehat (PHBS) paling efektif membantu tubuh melawan infeksi virus dan penyakit," ungkap dr Daeng.
Dirangkum dari laman National Health Service, gejala utama virus corona pada anak-anak di antaranya adalah:
1. Suhu tinggi
2. Batuk secara terus menerus selama lebih dari satu jam, atau 3 lebih episode batuk dalam 24 jam.
3. Kehilangan atau terdapat perubahan pada indera penciuman dan perasa. Hal ini berarti, mereka tidak dapat mencium atau merasakan apa pun, atau terjadi gangguan pada indra penciuman dan perasa.