5 Hal yang Dikorbankan Prince Philip Demi Nikahi Ratu Inggris
RIAU24.COM - Prince Philip, suami dari Queen Elizabeth II telah meninggal dunia di usia 99 tahun pada Jumat (9/4/2021) di Istana Buckingham, Inggris. Telah mengikat janji suci hampir 74 tahun lalu, keduanya menua bersama membina rumah tangga pribadi dan kerajaan.
Pernikahan langgeng serta harmonis antara Queen Elizabeth II dan Prince Philip telah menginspirasi banyak orang. Namun kebahagiaan mereka bukan tanpa rintangan. Terutama untuk Prince Philip. Ia harus merelakan banyak hal untuk bersanding dengan wanita pujaan hatinya. Apa saja, nih yang harus dikorbankannya demi menikahi seorang ratu?
1. Gelar Pangeran Yunani dan Denmark
Pria kelahiran 10 Juni 1921 ini lahir di Mon Repos, Pulau Corfu, Yunani dengan nama Prince Philip of Greece and Denmark. Pihilip merelakan gelarnya sebagai Pangeran Yunani dan Denmark. Ia juga dinaturalisasi menjadi warga negara Inggris di bawah Undang-undang Princess Sophia’s Naturalization Act, 1705.
Philip mengadopsi nama keluarga pihak ibu. Namanya resmi menjadi Sir Philip Mountbatten. Sebelum melepas gelar, ia telah mencoba melamar Elizabeth sejak musim panas 1946.
2. Tiara sang ibu
Pertemuan pertama terjadi saat Philip berusia 13 tahun, sementara Lilibeth berusia 8 tahun. Namun cinta mereka bersemi 5 tahun kemudian. Setelah merelakan gelarnya, ia harus kehilangan benda berharga di keluarga terutama sang ibu. Philip memang berasal dari keluarga bangsawan, namun sang ayah hanyalah anggota militer berpangkat mayor. Dari segi ekonomi, ia berada jauh di bawah Queen Elizabeth II yang saat itu masih berstatus Putri Inggris.
3. Karier militer
Mereka akhirnya melaksanakan Royal Wedding di Westminster Abbey pada 20 November 1947 yang disiarkan BBC Radio. Raja menggelari Philip dengan Duke of Edinburgh, Earl of Merioneth, dan Baron Greenwich. Pengantin baru ini menempati Clarence House setelah menikah. Philip memiliki karier yang bagus di Angkatan Laut Kerajaan Inggris. Pada tahun 1939, ia bahkan menjadi lulusan kadet terbaik di Royal Naval College, Dartmouth. Namun ia pensiun setelah 13 tahun mengabdi pada 1952.
4. Harus membungkuk pada istri sendiri
Saat pasangan Philip dan Elizabeth melakukan tur kerajaan ke negara persemakmuran, King George VI wafat pada 6 Februari 1952. Mereka yang sedang berada di Kenya langsung kembali ke Inggris dan Elizabeth pun naik tahta. Namun penobatannya sebagai Ratu Inggris baru dilaksanakan pada 2 Juni 1953 setelah nenek Elizabeth, Queen Mary wafat pada 24 Maret 1953. Philip yang berstatus pangeran karena pernikahan, otomatis harus membungkuk pada istrinya sendiri yang seorang ratu saat acara resmi.
5. Memperburuk kondisi psikis
Meski cinta, menikahi Ratu Inggris nyatanya berimbas pada kondisi psikologisnya hingga fisiknya.