Heboh Soal Babi Ngepet dan Disembelih di Depok, di Negara Ini Justru Hidup Berdampingan Dengan Warga
RIAU24.COM - Baru-baru ini, Indonesia khususnya di Depok digegerkan dengan adanya penyembelihan babi yang dilakukan sekelompok warga. Hal tersebut dilakukan lantaran warga menganggap babi tersebut merupakan babi ngepet.
Namun, bagi Masyarakat di Kota Haifa, Israel babi hutan justru banyak berkeliaran di jalan. Tak hanya itu, babi hutan malah menjadi ikon lokal kota tersebut.
Dilansir detik.com dari Oddity Central, mereka sendiri tak lagi kaget jika tiba-tiba ada babi melintas atau mengobrak-abrik sampah. Hewan ini disebut menjadi bagian dari budaya lokal mereka.
Uniknya, babi hutan ini seolah beradaptasi dengan kehidupan perkotaan dan tak takut dengan manusia. Mereka juga sering berjemur di siang hari dan tidak peduli pada orang-orang yang berjalan melewati mereka.
Babi hutan ini umumnya tak menyerang manusia sehingga masyarakat merasa tak ada pilihan lain selain membiasakan diri untuk hidup berdampingan dengan para babi hutan ini.
Bagi sebagian besar daerah di dunia, melihat babi hutan berlarian di jalanan kota dan desa mungkin akan meresahkan. Tapi penduduk Haifa justru melihatnya seperti tupai yang asyik berkeliaran.
Pada tahun 2019, penduduk Haifa melaporkan ada 1.328 penampakan babi hutan kepada pihak berwenang. Jumlah itu diperkirakan meningkat pada tahun 2020 akibat lockdown COVID-19. Kala itu, berbagai satwa turun ke jalan untuk mencari makan.
Walaupun penduduk terlihat tenang saja dengan kehadiran babi hutan, tak dapat dipungkiri ada juga penduduk yang kontra dengan eksistensi babi hutan di permukiman mereka.
Mereka yang tak nyaman berusaha untuk memagari tong sampah, taman, dan jurang yang menjadi asal babi hutan. Tapi usaha itu tak mampu menjauhkan para babi dari tempat mereka.
Mereka yang kontra juga memiliki argumen mengapa babi hutan sebaiknya pergi dari lingkungan mereka. Mereka khawatir hewan liar ini akan menularkan penyakit dan menjadi hama berbahaya. Mereka melaporkan babi hutan yang menggigit warga sampai mencuri barang.
Di sisi lain, para pengamat menyebut masuknya babi hutan ke permukiman dan area perkotaan ini terjadi mulai 2016. Penyebabnya adalah kebakaran besar yang menghancurkan habitat alami mereka.
Babi hutan kemudian berpindah habitat karena mereka tertarik pada tempat yang memiliki banyak makanan. Mereka menemukan kebutuhan itu di kota.