Gus Miftah Tanggapi Dirinya Dikafirkan Karena Datang di GBI Penjaringan, Begini Responnya
RIAU24.COM - Dikafirkan karena memberikan orasi Kebangsaan dalam peresmian renovasi Gereja Bethel Indonesia (GBI) Amanat Agung, Penjaringan, Jakarta Utara, Gus Miftah pun angkat suara.
Dilansir dari Tempo.co, Gus Miftah memberikan tanggapannya setelah ia dikafirkan usai pada 30 April 2021. Orasinya beredar viral dan liar yang membuatnya panen hujatan.
Pemilik Pondok Pesantren Ora Aji, Kalasan, Yogyakarta itu menjelaskan, ia hadir di gereja itu untuk memenuhi undangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Saat itu saya hadir bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Sekjen PB NU Helmy Faishal Zaini, dan beberapa tokoh agama. Itu atas nama undangan mereka," kata dia dalam sebuah video yang diunggahnya pada Senin, 3 Mei 2021.
Dalam peresmian GBI Amanat Agung, Miftah mengatakan masalah toleransi. "Di saat aku menggenggam tasbihmu, dan kamu memegang salibmu. Di saat aku beribadah di Istiqlal, namun engkau ke Katedral. Di saat bioku tertulis Allah Swt, dan biomu tertulis Yesus Kristus, di saat aku mengucap assalamualaikum dan kamu mengucap shalom, di saat aku mengeja Al-Quran dan kamu mengeja Alkitabmu. Kita berbeda saat memanggil nama Tuhan. Tentang aku yang menadahkan tangan dan engkau yang melipatkan tangan saat berdoa. Aku, kamu, kita. Bukan Istiqlal dan Katedral yang ditakdirkan berdiri berhadapan dengan perbedaan namun tetap harmonis. Andai saja mereka memiliki nyawa, apa tidak mungkin mereka saling mencintai dan menghormati antara satu dengan yang lainnya," jelas Gus Miftah.
Dia, Helmy Faishan Zaini dan Anies Baswedan saat menghadiri peresmian renovasi GBI. Tak hanya itu menampik kehadirannya untuk beribadah. Gus Miftah menegaskan kehadirannya di sana semata memenuhi undangan panitia dan memberikan orasi kebangsaan.
Gara-gara orasi itu, Miftah dihujat netizen dengan mengatakan, "Miftah sesat," "Miftah kafir," "Syahadatnya batal," dan lain sebagainya. Atas hujatan itu, Gus Miftah mengaku bersyukur.
"Saya hanya berpikir, orang seperti saya yang dikasih Allah untuk membimbing sekian ratus orang untuk bersyahadat menjadi mualaf hanya gara-gara video itu saya dikatakan kafir. Luar biasa. Itu dakwah zaman sekarang. Kalau dakwah zaman dulu tugasnya mengislamkan orang kafir, dakwah hari ini mengkafir-kafirkan orang Islam," kata dia lagi.
Di antara hujatan itu, ada netizen yang mempertanyakan pijakannya melakukan hal itu. Ia lalu membacakan Mausuf Al Fiqh Kuwait, yakni kitab ensiklopedia fiqih dari berbagai mazhab.
"Minimal ada empat perbedaan pendapat ulama tentang masuk gereja bahkan salat. Enggak perlu diterjemahkan pasti netizen yang menghujat saya lebih paham," kata Gus Miftah nyengir.
Sebenarnya, unggahan serupa juga ada di akun Instagram Anies Baswedan. Ia mengunggah foto dirinya di tengah-tengah para tokoh agama seperti Gus Miftah dan Helmy Faishal Zaini.**