Aksi Orasi Gus Miftah di Sebuah Gereja, UAS : Dalam Islam, Mazhab Syafii Mengaharamkan Masuk ke Dalam Rumah Ibadah di Dalamnya Ada Berhala
RIAU24.COM - Aksi orasi Gus Miftah di sebuah gereja ramai diperbincangkan warganet. Meski banyak yang mendukung, banyak pula yang kontra terhadap kehadirannya di rumah peribadatan umat agama lain.
Menanggapi hal ini, beredar kembali ceramah Ustaz Abdul Somad terkait hukum memasuki rumah ibadah orang lain seperti yang dilakukan Gus Miftah.
“Haram hukumnya masuk ke rumah ibadah orang lain, haram. Saya taknonton filmnya sampai habis, tapi cuma trailer-nya aja. Tapi di dalam itu yang bisa saya komentari pertama masuk ke rumah ibadah,” ujar Ustaz Abdul Somad dilansir dari kanal YouTube Ustaz Lovers pada Selasa, 4 Mei 2021.
UAS lalu menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak mau masuk ke tempat atau rumah yang di dalamanya terdapat patung berhala.
“Maka dalam Islam, mazhab Syafii mengharamkan masuk ke dalam rumah ibadah di dalamnya ada berhala", kata UAS.
Kemudian, Gus Miftah telah memberikan klarifikasinya terkait hal ini. Ia memaparkan bahwa hadirnya ia di gereja merupakan atas undangan panitia.
“Setelah beredar orasi kebangsaan saya di sebuah gereja di Jakarta Utara, tepatnya di GBI Penjaringan atas undangan panitia, saat itu saya hadir bersama Gubernur DKI Mas Anies Baswedan, Sekjen PBNU Gus Helmy, dan beberapa tokoh agama ada FKUB lah, dan itu atas undangan mereka.”
Ia menegaskan bahwa acara tersebut dalam rangka peresmian GBI, bukan dalam rangka peribadatan.
“Acara yang diberikan ke saya pun judulnya orasi kebangsaan dalam rangka peresmian GBI, bukan dalam rangka peribadatan. Dicatat. Gara-gara itu kemudian saya dihujat banyak netizen dengan mengatakan, Miftah sesat, Miftah kafir, syahadatnya batal, dan sebagainya. Gus Miftah marah? Enggak. Saya bersyukur Alhamdulillah,” sambungnya.
Lebih lanjut, ia memaparkan berbagai dalil yang menyinggung perkara tersebut.
“Nah di dalam keterangan ini minimal ada empat perbedaan pendapat ulama tentang masuk gereja dan salat di dalamnya. Saya pikir saya enggak perlu menerjemahkan, karena para netizen terutama yang menghujat saya tentu lebih alim daripada saya, pasti Anda sudah paham. Terima kasih. Salam cinta saya kepada semuanya termasuk yang berbeda pendapat dengan saya, bahkan yang menghujat saya,” tutupnya.