Pasca Serangan Israel, Anak-anak di Gaza Mengalami Trauma Berat, Mimpi Buruk dan Berteriak di Tengah Malam
Serangan Israel juga menghancurkan total 1.800 unit tempat tinggal di Gaza dan sebagian menghancurkan setidaknya 14.300 lainnya. Puluhan ribu warga Palestina terpaksa berlindung di sekolah-sekolah yang dikelola PBB.
Meskipun gencatan senjata dicapai antara Israel dan Hamas pada 21 Mei, banyak keluarga terus menderita. Mayoritas sudah trauma dengan 51 hari kampanye pemboman Israel di Gaza pada tahun 2014. Serangan itu menewaskan lebih dari 2.200 warga Palestina, termasuk 500 anak-anak.
Shehada baru menikah pada saat hamil empat bulan ketika suaminya, jurnalis Khaled Hamad, terbunuh oleh serangan Israel di lingkungan Al-Shuja'iya pada 20 Juli 2014. Setidaknya 67 warga Palestina tewas dan ratusan lainnya terluka dalam malam serangan hebat Israel yang digambarkan oleh Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas sebagai "pembantaian" pada saat itu.
Shehada menggambarkan pengalamannya dalam kedua perang tersebut. “Hidup di Gaza berarti harus menghidupkan kembali trauma berkali-kali. Perang adalah hal terburuk di dunia. Dan perang yang sebenarnya adalah perang yang harus Anda jalani dengan kenangan Anda tentangnya. "
Mimpi buruk yang terus-menerus