Skandal Covid-19, Ternyata Selama Ini Ribuan Orang di India Disuntik Air Garam Bukan Vaksin
RIAU24.COM - Terjadi skandal kejam berkaitan vaksin Covid-19 di India. Dikabarkan ribuan orang di negara itu sudah tertipu vaksin Covid-19 palsu yang ternyata berisi air garam.
Dilansir dari Tempo.com, otoritas setempat dilaporkan sudah menangkap dokter dan pekerja medis yang terlibat skandal penipuan vaksin. Penipuan ini terjadi setelah sekitar 12 situs vaksinasi didirikan di kota Mumbai pada Mei dan Juni 2021.
Liciknya orang-orang yang akan disuntik vaksin dikenakan biaya US$ 10-US$ 17 (Rp 145 ribu-Rp 246 ribu) per dosis. Dilansir dari Deutsche Welle, Senin, 5 Juli 2021, di Mumbai saja, diperkirakan ada 2.053 penduduk diberikan vaksin palsu di lokasi tersebut.
Debanjan Deb (28), seorang tersangka yang menyamar sebagai pegawai negeri dilaporkan telah menyuntik sekitar 2.000 orang, termasuk seorang anggota parlemen Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa.
Vishal Thakur, seorang pejabat senior dari departemen kepolisian Mumbai mengatakan, mereka menggunakan air garam dan menyuntikkannya. “Setiap kamp vaksinasi palsu yang mereka adakan, mereka melakukan ini,” sebut Vishal Thakur, seperti dikutip Digital Journal, Senin.
Sejauh ini, menurut CNN, 14 orang telah ditangkap karena dicurigai melakukan kecurangan, percobaan pembunuhan, konspirasi kriminal, dan tuduhan lainnya. Lebih banyak penangkapan mungkin terjadi karena polisi terus menyelidiki orang lain yang terlibat dalam penipuan.
Polisi juga menemukan botol vaksin berlabel Covishield dan Covaxin yang sebenarnya mengandung Amikacin, obat antibiotik yang digunakan untuk menyembuhkan beberapa infeksi bakteri. Pemerintah India berusaha untuk mengecilkan skandal ini, dengan mengatakan bahwa itu hanya melibatkan beberapa orang.
Sekretaris Kementerian Kesehatan negara tersebut Lav Agarwal menerangkan, pihaknya telah memvaksinasi lebih dari 330 juta orang. Menurutnya, kasus vaksinasi palsu mudah terlihat saat masyarakat tidak menerima pesan dari aplikasi CoWin. “Kami berhubungan dengan otoritas negara yang mengambil tindakan atas kasus tersebut,” kata Agarwal.
Mungkin yang lebih menakutkan adalah mengetahui bahwa obat-obatan palsu tersedia di seluruh negeri. Menurut Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR), hampir 20 persen dari semua produk farmasi yang dijual di India pada 2019 adalah palsu. Ini sejalan dengan survei tahun 2015 yang menunjukkan setidaknya 4,5 persen dari semua obat generik di India palsu atau di bawah standar.
Sejauh ini setidaknya 350 juta dari 1,34 miliar penduduk India telah mendapatkan setidaknya dosis pertama vaksin Covid-19. Program vaksinasi nasional telah meningkat menyusul gelombang kedua infeksi Covid-19 pada April dan Mei, yang melumpuhkan layanan perawatan kesehatan India.