Menu

Dilakukannya Pembatasan Sosial di Indonesia dan Malaysia Bikin Harga di Riau Turun

Muhammad Iqbal 31 Aug 2021, 14:46
Kabid Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan (Disbun) Riau, Defris Hatmaja
Kabid Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan (Disbun) Riau, Defris Hatmaja

RIAU24.COM - Dinas Perkebunan (Disbun) Riau mencatat jika harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Riau periode 1-7 September 2021 kembali terjadi penurunan harga untuk sepekan mendatang.

Kabid Pengolahan dan Pemasaran Disbun Riau Defris Hatmaja mengatakan ada beberapa fakfor yang menyebabkan harga sawit di Riau naik, yakni faktor internal dan eksternal.

"Dari segi faktor internal, turunnya harga TBS periode ini disebabkan oleh terjadinya penurunan harga jual CPO dan kenaikan harga kernel dari beberapa perusahaan yang menjadi sumber data," kata dia, Selasa, 31 Agustus 2021.

Dia merincikan, untuk harga jual CPO, PT. PTPN V mengalami penurunan harga sebesar Rp 7,92/Kg, PT. Sinar Mas Group mengalami penurunan harga sebesar Rp 197,14/Kg, PT. Astra Agro Lestari mengalami penurunan harga sebesar Rp 38,00/Kg, PT. Asian Agri mengalami penurunan harga sebesar Rp 8,19/Kg, PT. Citra Riau Sarana mengalami penurunan harga sebesar Rp 4,60/Kg dari harga minggu lalu.

Sedangkan untuk harga jual Kernel, lanjutnya, PT. Astra Agro Lestari mengalami kenaikkan harga sebesar Rp. 4,55/Kg, PT. Asian Agri Group mengalami kenaikkan harga sebesar Rp. 146,00/Kg, PT. Citra Riau Sarana mengalami kenaikkan harga sebesar Rp. 104,59/Kg dari harga minggu lalu.

"Sementara dari faktor eksternal, Penurunan supply CPO terjadi akibat pembatasan sosial yang diketatkan di dua produsen besar, yakni Indonesia dan Malaysia guna meredam penyebaran penyakit akibat virus corona (Covid-19)," kata dia lagi.

Kasus Covid-19 di Indonesia memang sudah melandai pemerintah juga sudah melakukan pelonggaran Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Tetapi penambahan kasus di Malaysia justru sedang tinggi-tingginya.

Sementara itu, Jim Teh, trader CPO senior di Interband Group Companies, persediaan di Indonesia dan Malaysia akan membebani sentimen pasar. Ada surplus minyak sawit di pasar, Indonesia sekitar 4 juta ton dan Malaysia sekitar 1,5 juta ton.

"Melihat penurunan ekspor belakangan ini, kami memperkirakan CPO akan bergerak dalam rentang sempit dengan kecenderungan turun," tandasnya.