Menu

Umumkan Kabinet Baru Afghanistan, Tidak Ada Perempuan Jadi Menteri, Taliban Tegas Terapkan Hukum Syariah

Riki Ariyanto 8 Sep 2021, 10:10
Umumkan Kabinet Baru Afghanistan, Tidak Ada Perempuan Jadi Menteri, Taliban Tegas Terapkan Hukum Syariah (foto/int)
Umumkan Kabinet Baru Afghanistan, Tidak Ada Perempuan Jadi Menteri, Taliban Tegas Terapkan Hukum Syariah (foto/int)

RIAU24.COM - Kelompok Taliban telah mengumumkan kabinet baru Afghanistan di bawah kepemimpinan mereka. Faktanya dari 33 menteri yang diumumkan tidak ada satu pun perwakilan dari perempuan.

Dilansir dari Okezone, Taliban sudah menunjuk Mohammad Hasan Akhund, ajudan dekat mendiang pendiri kelompok itu Mullah Omar, untuk menjabat sebagai kepala pemerintah sementara baru Afghanistan. Daftar anggota kabinet yang diumumkan oleh juru bicara Zabihullah Mujahid pada Selasa (7/9/2021) didominasi oleh anggota lama kelompok itu.

Kabinet baru bentukan Taliban ini juga tidak menyertakan kehadiran perempuan sebagai menteri. Lalu Abdul Ghani Baradar, kepala kantor politik Taliban, akan menjadi wakil pemimpin. Selanjutnya Sirajuddin Haqqani, putra pendiri Jaringan Haqqani, ditunjuk sebagai menteri dalam negeri (Mendagri).

Untuk Mullah Mohammad Yaqoob, putra Mullah Omar, ditunjuk sebagai menteri pertahanan (Menhan). Hedayatullah Badri akan menjadi penjabat menteri keuangan (Menkeu), sedangkan Amir Khan Muttaqi, seorang negosiator Taliban di Doha, diangkat menjadi menteri luar negeri (Menlu).

"Imarah Islam memutuskan untuk menunjuk dan mengumumkan kabinet sementara untuk melaksanakan pekerjaan pemerintah yang diperlukan,” jelas Mujahid.

Susunan kabinet ini memiliki 33 menteri pemerintahan Islam baru. Nantinya jabatan yang tersisa akan diumumkan setelah pertimbangan yang cermat.

Berbicara pada konferensi pers di ibukota Afghanistan, Kabul, Mujahid menekankan kabinet ialah pemerintah ‘bertindak’ dan bahwa kelompok itu bakal mencoba mengambil orang dari bagian lain Afghanistan’.

Dalam sebuah pernyataan pada Selasa (7 September 2021), Mullah Haibatullah Akhunzada, pemimpin tertinggi Taliban, menyebut pemerintah baru akan bekerja untuk menegakkan hukum syariah di Afghanistan.

“Saya meyakinkan semua warga negara bahwa para tokoh akan bekerja keras untuk menegakkan aturan Islam dan hukum syariah di negara ini,” ujarnya.