Tak Tanggung-tanggung, Polisi Periksa 75.000 Saksi hingga Janjikan Hadiah Rp 1 Miliar Demi Pecahkan Misteri Pembunuhan Mahasiswi di Jepang
RIAU24.COM - Kasus pembunuhan terhadap mahasiswi Jepang bernama Junko Kobayashi pada September 1996 silam belum juga terungkap.
Bahkan setelah polisi memeriksa hingga 75.000 saksi dan mengumpulkan 1.100 petunjuk, pelaku pembunuhan perempuan 21 tahun itu belum tertangkap.
Untuk mencari titik terang kasus pembunuhan itu, polisi menawarkan hadiah 3 juta yen agar menemukan informasi yang mengarah pada penangkapan. Keluarga korban juga menawarkan 5 juta yen lagi, sehingga total hadiahnya 8 juta yen atau lebih dari Rp 1 miliar.
Melansir Japan Today, Junko Kobayashi, seorang mahasiswa Universitas Sophia ditemukan tewas di tempat tinggalnya di Distrik Katsushika, Tokyo pada 9 September 1996.
Saat ditemukan, Junko tewas dalam kondisi diikat dan ditemukan sejumlah tusukan benda tajam di tubuhnya. Diduga untuk menghilangkan jejak, tempat tingga korban juga dibakar.
Pembunuhan itu diyakini terjadi sekitar pukul 15.55 waktu setempat.
Petunjuk baru yang didapatkan kepolisian, di sekitar waktu pembunuhan ada saksi yang melihat seorang pria dengan jas hujan berwarna oren terlihat berdiri di luar rumah Kobayashi di tengah hujan tanpa payung, menatap ke lantai dua. Pria tersebut kurus dengan tinggi sekitar 150-160 meter.
Menurut ayah korban, Kenji Kobayashi (75), masih ada petunjuk yang terkubur, sehingga dia masih terus meminta kasus tersebut dilanjutkan.
Di lingkungan Shibamata di Lingkungan Katsushika Tokyo, Junko ditemukan tewas di rumahnya, yang hancur oleh api.
Pelaku diperkirakan masuk tanpa izin ke rumahnya pada pukul 15.50 atau setelah ibu Junko meninggalkan rumah. Pelaku menikam leher Junko dengan pisau lalu rumah itu kemudian dibakar habis.
Namun sampai saat ini, kasus yang sudah menjadi misteri selama 25 tahun itu tak kunjung juga bisa terpecahkan.