Dipelukan Prabowo Subianto, Komandan Tewas Diterjang Timah Panas Fretilin
RIAU24.COM - Prabowo Subianto kerap menyaksikan kematian teman-teman TNI dalam sebuah pertempuran.
Termasuk kematian komandan sendiri. Kenyataan ini disampaikan Prabowo dalam buku biografinya berjudul Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto dan sindonews.com.
Kala itu Prabowo terlibat dalam Operasi Seroja, Timor Timur.
Letnan Satu Sudaryanto, Komandannya di Unit C Pasukan Nanggala 10, Sudaryanto gugur di pelukan Prabowo dalam operasi di Kota Maubara, Timor Timor.
Semua bermula ketika Prabowo masih berpangkat Letnan Dua. Dia bergabung dengan pasukan Nanggala 10 di bawah Komando Mayor Inf. Yunus Yosfiah sebagai Perwira Intelijen.
Lantaran banyaknya perwira yang terluka hingga gugur, Prabowo kemudian diangkat menjadi Wakil Komandan (Wadan) Unit C.
Setelah 10 menit menyeberangi sungai atau sekitar pukul 19.00 malam, tiba-tiba dari arah barat kelompok bersenjata Fretilin menyerang secara mendadak.
Kontak tembak antara pasukan dengan para pemberontak tak terelakan.
Baku tembak yang terjadi di tengah gelapnya malam itu mengakibatkan Sudaryanto yang berada di garis depan tertembak.
Bahkan, serangan tersebut juga membuat Unit C ditarik mundur hingga beberapa meter dan hanya bisa bertahan di parit.
Dalam kondisi terluka, Sudaryanto memanggil anak buahnya termasuk Prabowo untuk sendiri merayap ke depan menghalau musuh.
Sayangnya, upaya penyelamatan yang dilakukan Prabowo dan prajurit lain tidak membuahkan hasil lantaran sulitnya medan dan beratnya badan Sudaryanto.
Evakuasi baru berhasil setelah beberapa prajurit bergabung.
"Beliau bertahan sampai pukul 03.00 tetapi akhirnya beliau gugur dalam pelukan saya. Saya tidak bisa lupa komandan saya menghembuskan napas terakhir dalam pelukan saya," ujar Prabowo.