Kisah Para Perempuan Suku Dalit, Hidup Tersiksa dan Sering Mengalami Kelaparan Selama Berhari-Hari
“Pengasuhan dan pekerjaan rumah tangga juga meningkat di rumah mereka. Beban kerja bagi mereka meningkat tetapi gaji menurun. Di dalam rumah, wanita adalah yang terakhir makan dan paling sedikit makan. Krisis kelaparan di rumah berarti perempuan secara otomatis akan makan lebih sedikit,” katanya, seraya menambahkan bahwa situasinya sangat parah bagi wanita hamil dan menyusui.
“Kami melihat krisis yang mungkin tidak jelas sekarang, tetapi akan memiliki efek jangka panjang pada kesehatan masyarakat dan nutrisi sehingga kami harus melakukan intervensi sekarang.”
Pemerintah federal mengumumkan inisiatif bantuan pada Maret tahun lalu untuk mengurangi dampak COVID. Pembagian sembako gratis kepada pemegang kartu jatah dianggap tidak mencukupi karena hanya beras dan miju-miju yang masuk pada tahun 2020, sedangkan yang terakhir sudah dikecualikan sekarang.
Tidak ada inisiatif bantuan seperti itu yang diumumkan selama penguncian gelombang kedua. Di Kasdol negara bagian Chhattisgarh, Kaushalya, seorang wanita Dalit dari komunitas yang bergantung pada hutan, tidak bisa mendapatkan akses ke mahua, harra, dan daun lain yang biasa dia jual. Ia mengaku tidak mampu memenuhi kebutuhan anak-anaknya.
Perempuan terpinggirkan tidak hanya berjuang untuk mengakses biji-bijian makanan bersubsidi atau gratis, tetapi juga bantuan tunai dari pemerintah.
“Banyak wanita yang saya ajak bicara mengklaim bahwa mereka takut tertular virus saat pergi keluar untuk mengakses bank untuk transfer tunai, dan banyak yang belum menerima hak mereka sama sekali. Biasanya, ada konflik dengan departemen kehutanan,” Rajim Ketwas dari Dalit Adivasi Manch di Chhattisgarh mengatakan seperti dilansir dari Al Jazeera.