Aborsi Karena Kemiskinan Adalah Tindakan Ketidakpercayaan Terhadap Kuasa Tuhan
RIAU24.COM - DI zaman jahiliyah kelahiran seorang anak biasanya akan dirayakan dengan pembunuhan apalagi jika mereka memiliki seorang putri. Ini karena mereka menganggap bahwa anak perempuan akan membawa kemalangan dan kesengsaraan bagi mereka.
Hal ini dicatat oleh Allah dalam Al-Qur'an Surat An-Nahl ayat 58 dan 59: (58) Dan ketika dilaporkan kepada salah satu dari mereka bahwa ia memiliki anak perempuan, wajahnya murung sepanjang hari (karena kesedihan), sedangkan dia menahan amarahnya di dalam hatinya.
(59) Dia menyembunyikan dirinya dari orang-orang karena berita buruk yang dibawa kepadanya (tentang memiliki anak perempuan; sementara dia berpikir): apakah dia akan membiarkan anak itu dalam kehinaan, atau akankah dia menguburnya hidup-hidup di tanah? Temukan! Apa yang mereka hukum adalah jahat.
Ketika Islam datang, Islam melarang pembunuhan anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan. Islam tidak hanya melarang pembunuhan terhadap wanita tetapi Islam mengangkat harkat dan martabat wanita dengan menyebut salah satu surah dengan Surah An-Nisa (surah wanita).
Belakangan ini kasus penelantaran bayi semakin marak. Mereka memberikan berbagai alasan untuk membenarkan cara membunuh karunia Ilahi yang sangat berharga ini. Beberapa pasangan rela melakukan aborsi hanya karena mereka takut akan kemiskinan dan khawatir akan kelangsungan hidup mereka. Jadi mereka mengambil jalan keluar yang mudah untuk membuang konten.
Perbuatan ini merupakan perbuatan yang tidak diterima oleh Islam dan merupakan alasan yang tidak boleh digunakan. Ini karena iman mereka kepada Allah sangat lemah dalam urusan rezeki.