Kisah Pasangan Suami Istri Asal Dumai yang Berjuang Menyelamatkan Babi dan Anjing Liar Jadi Sorotan Media Internasional
Namun Purbowati yakin bahwa sikap masyarakat terhadap hak-hak hewan berubah menjadi lebih baik.
"Para pegiat hak-hak binatang harus memiliki sikap yang murah hati. Mengangkat hidung kita pada kurangnya kepedulian orang lain terhadap hewan hanya dapat merugikan diri sendiri. Kita tidak boleh mengasingkan lebih jauh mereka yang belum peduli dengan hak-hak binatang."
Di Sehati, baik Loo dan Liong setuju bahwa para pendukung hewan hanya dapat mencoba untuk menyoroti masalah kesejahteraan hewan dan berharap bahwa orang lain akan mencapai realisasi yang sama.
"Kami percaya itu adalah tujuan hidup kami untuk membantu orang lain. Hewan ternak adalah makhluk hidup dan tidak ada yang berbicara untuk mereka, jadi kita harus menjadi suara mereka. Tapi kita tidak pernah menilai orang lain berdasarkan apa yang mereka makan, misalnya."
Sehati baru-baru ini bermitra dengan jaringan sukarelawan di Indonesia dan di seluruh dunia untuk mengadakan serangkaian acara penggalangan dana pada bulan November, termasuk lari yang disponsori di Bali, Jakarta, Australia dan Vietnam yang melibatkan 23 pelari individu, pertunjukan live band dan undian, semua untuk mengumpulkan dana untuk operasi tempat kudus di masa depan.
“Dalam waktu dekat, kami berencana untuk menjadi pusat pembelajaran, di mana orang dapat [mengunjungi kami] dan mengalami ikatan manusia-hewan tanpa penilaian. Meskipun kami tidak dapat menyelamatkan semua hewan, kami tahu bahwa Sehati dapat membuat perubahan yang langgeng dalam kehidupan. Indonesia,” kata Loong.