Pribumi Era Kolonial Belanda Ini Disejajarkan dengan Mpu Nala, Laksamana Laut Majapahit dalam Kisah Penaklukan Nusantara
RIAU24.COM - Sejarah Indonesia mencatat, Mas Pardi dapat disandingkan dengan Mpu Nala, si laksamana laut Majapahit dalam kisah penaklukan Nusantara.
Alasannya karena kiprah Mas Parti terkait dengan pengembangan pendidikan pelaut Indonesia era modern.
Termasuk punya andil dalam pendirian Akademi Angkatan Laut Indonesia sekaligus peletak sendi-sendi ALRI yang kini menjadi TNI AL.
Semua bermula ketika Pardi diangkat sebagai perwira di salah satu kapal di Armada Laut Hindia Belanda, Formalhout pada 1922 dikutip dari tirto.id.
Padahal kala itu, peluang bagi bumiputra untuk mencapai jabatan-jabatan tinggi di kemaritiman Hindia Belanda terbilang dapat dihitung dengan jari.
Dari sana namanya mocer. Alasannya karena Kapal Formalhout biasa melayari laut Indonesia bagian timur, termasuk ke Papua.
Formalhout sendiri merupakan kapal yang dipakai untuk membawa Sutan Sjahrir dan Mohammad Hatta dari pengasingannya di Papua (Boven Digul) ke Banda Neira.
Kemudian Mas Pardi sempat berdinas di kapal S. Eeridanus milik pemerintah kolonial sebagai mualim kelas satu dibawah Nakhoda C. de Neef sebagai satu-satunya anak bumiputra yang memperoleh kesempatan naik agak tinggi pada tangga kepegawaian bidang maritim.
Sayang, Kiprah Mas Pardi pada masa Pendudukan Jepang tidak diketahui. Namun, setelah Indonesia merdeka, Mas Pardi termasuk salah satu bekas pelaut kolonial yang berdiri di belakang Republik Indonesia.
Bersama mantan pelaut kolonial lain yang pernah berdinas di Koninklijk Marine alias Angkatan Laut Belanda dan pelaut didikan Jepang, dia ikut mendirikan cikal-bakal organisasi Angkatan Laut, yaitu Badan Keamanan Rakyat (BKR) Laut.