Ilmuwan Israel Sebut Obat Yunani Kuno Bisa Kurangi Kematian Akibat COVID-19
"Seperti yang diketahui, pasien yang pernah mengalami serangan jantung memiliki risiko kekambuhan dan stroke yang meningkat secara signifikan, dan ini adalah pasien yang sangat banyak," terang Schattner.
"Studi dari beberapa tahun terakhir telah menemukan, berkat aktivitas anti-inflamasi pada lapisan aterosklerotik di arteri, colchicine dalam dosis harian kecil mampu secara efektif melindungi pasien ini."
“Tingkat perlindungan sampai pada titik mencegah sekitar setengah dari kejadian berulang, dan efek menguntungkan yang mengesankan ini juga dicapai pada pasien yang telah menjalani kateterisasi terapeutik, dan telah mengambil pengobatan pencegahan yang optimal dengan aspirin serta statin. Ini adalah berita penting bagi sejumlah besar pasien," tandasnya.
Kapan obat tersebut dapat mulai digunakan untuk membantu pasien COVID?
Uji coba terkontrol secara acak lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi hasil awal ini, menurut Schattner, yang dia yakini kemungkinan akan mengarah pada perluasan indikasi untuk colchicine dosis rendah. Namun, dia mengatakan tidak ada alasan obat tersebut tidak dapat mulai digunakan sekarang.
"Meskipun data awal tentang efek kolkisin pada pasien virus corona sangat menjanjikan, lebih banyak pasien perlu menjalani uji coba terkontrol secara acak. Tetapi, itu tidak akan mencegah saya untuk menggunakan obat yang sudah ada pada pasien dengan risiko tinggi, dengan harapan dapat menurunkan kemungkinan mereka terkena penyakit parah. Obat itu murah bagi pasien dan masyarakat. Dengan menggunakannya pada pasien corona, kita tidak akan rugi dan banyak untung." pungkasnya.