Kisah Para Migran Indonesia yang Nekat Mengarungi Laut Berbahaya Untuk Mimpi Hidup Sejahtera di Malaysia
Diperkirakan ada 2,7 juta pekerja migran Indonesia di Malaysia, meskipun angka pasti sulit didapat karena hanya sekitar sepertiga pekerja yang diyakini didokumentasikan, menurut Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Hermono, yang seperti banyak orang Indonesia menggunakan satu nama. . Para migran mengambil pekerjaan mulai dari pembantu rumah tangga hingga pekerja konstruksi dan perkebunan.
“Banyak usaha kecil akan mengambil siapa pun,” kata Paroji. “Mereka tidak memiliki izin untuk mempekerjakan pekerja asing tetapi mereka tidak peduli selama tenaga kerja murah.”
Laporan penganiayaan fisik dan psikologis sering terjadi karena pekerja migran sering kekurangan akses ke serikat pekerja atau perlindungan pekerjaan yang legal dan diatur. Pada November 2020, Kementerian Luar Negeri Indonesia meminta pihak berwenang Malaysia untuk memantau majikan dan melindungi pekerja migran Indonesia, menyusul protes atas kasus di mana seorang pekerja rumah tangga Indonesia disiksa, disiram air panas dan kelaparan.
Kisah-kisah pelecehan seperti itu dibenarkan oleh dengan Anita, seorang pembantu rumah tangga berusia 42 tahun yang pindah ke Malaysia pada tahun 2018 setelah dia mendapatkan apa yang dia pikir sebagai keberuntungan. Setelah berjuang mencari pekerjaan di provinsi asalnya di Sumatera Utara, Anita dikenalkan dengan seorang agen tenaga kerja melalui seorang teman yang menjanjikan pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga di Kuala Lumpur.
Begitu Anita tiba, keberuntungannya dengan cepat menjadi mimpi buruk. “Majikan saya segera menyita paspor dan buku tabungan saya,” kata Anita, yang meminta untuk tidak menggunakan nama aslinya, kepada Al Jazeera. “Mereka mengatakan kepada saya bahwa, karena mereka membayar papan dan penginapan saya, saya tidak membutuhkan uang saya sendiri. Mereka mengatakan bahwa mereka akan mentransfer gaji bulanan saya ke agen saya dan mereka akan menyimpannya untuk saya sampai akhir kontrak saya.”