Ketika Kata Bersiap Harus Dicurigai dan Berbau Politik
RIAU24.COM - Kata "bersiap" di era revolusi Indonesia cukup membuat bulu kuduk merinding.
Terutama bagi kalangan orang-orang dengan darah campuran Indonesia-Belanda dikutip dari historia.id.
Pada masa itu, orang seperti itu banyak mendapat ancaman dan dibunuh oleh pejuang kemerdekaan Indonesia berbekal kata "bersiap".
Secara keseluruhan, korbannya mencapai puluh ribu orang. Mereka kebanyakan dibunuh lalu kemudian dimutilasi.
Baca juga: Mahfud Sebut Wajar Kasus Tom Lembong Dianggap Publik kriminalisasi Politik, Ini Alasannya...
Kondisi itu memasuki puncak ketika Wet Uitkeringen Burger-Oorlogslachtoffer atau UU korban perang tahun 1984 diberlakukan.
Memasuki era revolusi, kondisi itu mengarah ke orang-orang kaya dan kaki tangan Belanda, hingga kalangan minoritas.