Tahukah Anda, Inilah 3 Syarat Putin Jika Ingin Akhiri Serangan ke Ukraina
RIAU24.COM - Perang Rusia dan Ukraina masih berlanjut. Kabar terbaru menyebut lebih dari 70 tentara Ukraina tewas setelah pangkalan militer di Okhtryka dihantam artileri. Beberapa penduduk juga tewas akibat pertempuran itu.
Tak ingin perang menimbulkan lebih banyak korban, delegasi Ukraina dan Rusia menggelar negosiasi pertama di Belarusia. Melalui telepon, Presiden Rusia Valdimir Putin mengajukan syarat untuk mengakhiri invasi ke Ukraina.
Berikut empat syarat yang diajukan Putin, seperti dilansir Riau24.com dari Boombastis.
1. Putin minta demiliterisasi Ukraina
Dalam konferensi telepon, Putin mengatakan pada Presiden Prancis Emmanuel Macron bahwa dirinya tak berniat menduduki Ukraina. Invasi tersebut dilakukan untuk demiliterisasi Ukraina. Ia memperingatkan tentara Ukraina untuk pulang dan meletakkan senjata jika ingin Rusia mengakhiri serangan ke Ukraina. Sebelumnya, Putin menuduh Amerika Serikat mengabaikan permintaannya untuk mencegah Ukraina bergabung dengan NATO.
2. Pengakuan Barat atas kedaulatan Rusia untuk Krimea
Pada Februari 2014, semenanjung Krimea ingin bersatu kembali dengan Rusia. Putin pun menandatangani dokumen reunifikasi Krimea dan Rusia pada Maret 2014. Namun, Kiev tak mau mengakui keputusan Krimea untuk bergabung dengan Rusia.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan Krimea adalah bagian dari Rusia. Putin sendiri juga menegaskan hal ini dalam pembicaraannya dengan Macron. Putin meminta Barat mengakui kedaulatan Rusia atas Krimea jika perang ini ingin berakhir.
3. Memastikan Ukraina berstatus netral
Syarat yang diajukan Putin untuk mengakhiri invasi adalah denazifikasi Ukraina. Pasalnya selama bertahun-tahun Rusia sudah memperingatkan negara-negara Barat tentang neo-Nazi yang menguasai Ukraina pasca kudeta tahun 2014. Banyak pelanggaran HAM berat yang dilakukan oleh neo-Nazi. Sayangnya, negara-negara Barat membiarkan kejahatan rezim Kiev.
Ukraina sendiri dikabarkan siap untuk berdiskusi dengan Rusia mengenai status netral terkait NATO. Penasihat Presiden Ukraina, Mykhailo Podolydak negaranya menginginkan perdamaian dan tak takut untuk berdialog dengan Rusia. Saat ini Ukraina memang bukan bagian dari NATO meski sudah menyatakan keinginanannya untuk bergabung dengan organisasi tersebut.
Sementara itu, delegasi Ukraina dan Rusia juga mengadakan negosiasi di sebuah vila milik Presiden Belarusia, Alexandre Loukashenko. Namun Presiden Ukraina Zelensky tidak ikut serta. Selama proses negosiasi berlangsung, diketahui 11 warga sipil tewas akibat serangan Rusia ke Kharkiv.