Tahukah Anda, Inilah 4 Fakta di Balik Jatuhnya Pesawat Lion Air
RIAU24.COM - Netflix kembali hadir dengan film dokumenter terbaru. Film berjudul The Downfall ini langsung menjadi topik pembicaraan lantaran mengungkap fakta yang mencengangkan. Salah satu yang dibahas adalah insiden jatuhnya pesawat Lion Air JT610 di tahun 2018 silam.
Tragedi penerbangan yang menelan puluhan nyawa itu melibatkan pesawat Boeing 737 MAX seri terbaru. Keamanannya pun tak perlu diragukan lagi lantaran Boeing dikenal memiliki sistem keamanan terbaik. Namun mengapa pesawat itu bisa jatuh? Simak fakta-faktanya berikut ini, seperti dilansir Riau24.com dari Boombastis.
1. Dua kecelakaan pesawat dalam waktu singkat
Boeing adalah perusahaan raksasa yang sudah berdiri lebih dari 100 tahun. Tak heran jika kualitas pesawat Boeing patut dibanggakan. Sayangnya kejadian kelam membuat banyak orang meragukan keamanan pesawat produksi Boeing. Tepat pada 29 Oktober 2018, pesawat Lion Air JT610 mengalami kecelakaan tak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta menuju Pangkal Pinang. Hanya selang lima bulan, kecelakaan kembali terjadi. Kali ini Ethiopian Airlines ET 302 jatuh dalam waktu hitungan menit setelah lepas landas dari Addis Ababa menuju Nairobi. Keduanya sama-sama menggunakan Boeing 737 MAX seri terbaru.
Pihak Boeing justru menyalahkan pilot. Mereka mengatakan pilot tak bereaksi sesuai dengan yang diharapkan. Pernyataan menyudutkan dari Boeing membuat media beramai-ramai mempertanyakan keahlian sang pilot. Banyak yang berasumsi kecelakaan semacam itu tak akan terjadi pada pilot Amerika Serikat. Faktanya pilot pesawat Lion Air JT610 adalah Bhavye Suneja yang sudah lulus pelatihan di AS.
3. Cacat pada desain pesawat
Hasil investigasi mengungkap pesawat Boeing 737 MAX memiliki cacat desain pada sistem MCAS. Sistem ini berfungsi menurunkan hidung pesawat secara otomatis. Sayangnya sistem ini gagal menerima sensor dan hidung pesawat turun berulang kali.
Film ini pun mengungkap kenyataan mengerikan bahwa pihak Boeing mengetahui adanya cacat MCAS. Namun mereka tak memberitahukan apa dan bagaimana MCAS kepada para pilot. Hal ini yang membuat pilot tak bisa mengendalikan pesawat karena tak pernah diajari cara mengoperasikan sistem anti-stall terbaru itu. Boeing beralasan tak memberitahukan tentang MCAS karena mereka tak ingin memberikan terlalu banyak informasi untuk pilot. Padahal seorang pilot diwajibkan mengetahui sebanyak mungkin informasi dari pesawat yang mereka kemudikan.
Pasca kecelakaan yang merenggut lebih dari 300 nyawa, pesawat Boeing 737 MAX dilarang mengudara. Namun pada November 2020, Federal Aviation Administration (FAA) mencabut larangan terbang Boeing 737 MAX setelah merilis rincian akhir dari software pesawat tersebut. Boeing juga membayar kompensasi Rp 3,4 triliun sebagai ganti rugi kepada pemegang saham.