NU Indonesia Menyambut Perempuan Dalam Puncak Kepemimpinan
RIAU24.COM - Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di dunia menyambut perempuan ke posisi kepemimpinan puncaknya untuk pertama kalinya sejak didirikan hampir 100 tahun lalu. NU melantik lebih dari 150 anggota, termasuk 11 perempuan, sebagai pengurus pusat untuk masa jabatan lima tahun.
Di antara perempuan yang diangkat untuk peran paling senior pada bulan Februari adalah Alissa Wahid mengatakan bahwa sementara perubahan itu “sudah waktunya dan tak terelakkan”, itu juga merupakan hasil dari proses dan diskusi berkelanjutan tentang peran perempuan dalam NU, yang memiliki beberapa 90 juta anggota.
Alissa yang berusia 48 tahun adalah incumbent Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Dalam peran baru mereka, kedua perempuan itu akan memiliki masukan dalam kebijakan gerakan. “Saya sangat senang dengan perubahan ini,” kata Alissa, putri mendiang Presiden Indonesia Abdurrahman Wahid, lebih dikenal sebagai Gus Dur, pemimpin NU selama 10 tahun sebelum beralih ke politik.
“Selama ini NU lebih banyak memberi ruang bagi perempuan di ruang publik [dalam organisasi], tapi sekarang untuk pertama kalinya dalam sejarah, memberi ruang bagi perempuan di level kepemimpinan yang lebih tinggi.”
Pengangkatan itu merupakan indikasi bagaimana Sekjen NU Yahya Cholil Staquf yang terpilih Desember lalu, berencana memodernisasi organisasi yang berdiri sejak 1926 itu dan sejak lama dipandang sebagai pejuang toleransi beragama di Nusantara.