Apakah Penyakit Sinusitis Berkaitan dengan Depresi?
RIAU24.COM - Masalah sinusitis sering kali membuat pasien yang mengalaminya pusing dan depresi, penelitian menunjukkan alasannya mungkin karena sinusitis mampu memicu perubahan aktivitas otak.
zxc1
"Sinusitis kronis sangat umum terjadi," kata penulis studi Dr. Aria Jafari, asisten profesor di University of Washington Sinus and Skull Base Center, di Seattle.
Kondisi ini terjadi ketika jaringan sinus membegkak dan meradang karena infeksi atau reaksi alergi. Seiring waktu jaringan yang meradang semakin menebal, seperti kulit yang kapalan.
zxc2
Tim studi meneliti pemindaian otak dan penilaian kesehatan mental lebih dari 1.200 orang dewasa, berusia 22 hingga 35 tahun. Semua telah berpartisipasi dalam Proyek Hubungan Manusia antara 2019 dan 2020.
Para peneliti memusatkan perhatian pada 22 pasien dengan peradangan sinus sedang hinga berat, dan 22 pasien tanpa masalah sinus. Awalnya, tim studi mengaku tidak menemukan perbedaan yang berarti dalam hal seberapa baik pasien-pasien dengan dan tanpa sinus dalam berpikir.
Namun, setelah menganalisis lebih lanjut pemindaian otak dari kelompok tertentu ini, mereka menemukan bahwa pusat fungsional utama - jaringan frontoparietal - terganggu pada kasus peradangan sinus.
“Area otak ini penting untuk mengkoordinasikan aktivitas beberapa area otak dan menjaga keseimbangan di otak,” kata Jafari.
Dia mencatat bahwa area yang tampaknya terpengaruh oleh peradangan sinus sebagian besar tumpang tindih dengan area otak yang dipengaruhi oleh penyakit mental, seperti depresi dan skizofrenia.
"keduanya secara mengejutkan umum terjadi pada pasien sinusitis," ujarnya lagi.
Jafari menyarankan temuan ini penting karena dapat memperluas cara pandang dokter terhadap sinusitis.
"Pengakuan dimensi disfungsi otak dari sinusitis oleh dokter merupakan langkah pertama yang ampuh dalam mengobati seluruh penyakit, bukan hanya gejala klasiknya," tukasnya.