Pemerintah Jepang Eksekusi Pria Atas Kasus Penusukan Masal tahun 2008
Pengadilan tinggi Jepang mengkonfirmasi hukuman mati Kato pada tahun 2015, dengan mengatakan "tidak ada alasan untuk keringanan hukuman". Serangan itu merupakan pembunuhan massal terburuk di negara itu dalam tujuh tahun.
Putra seorang bankir, Kato dibesarkan di prefektur Aomori di utara Jepang, di mana ia lulus dari sekolah menengah atas. Dia gagal dalam ujian masuk universitas dan akhirnya dilatih sebagai mekanik mobil, kata laporan.
Jaksa mengatakan kepercayaan diri Kato telah anjlok setelah seorang wanita yang mengobrol dengannya secara online tiba-tiba berhenti mengirim email kepadanya setelah dia mengiriminya foto dirinya.
Kemarahannya terhadap masyarakat umum tumbuh ketika komentar online-nya, termasuk rencananya untuk pembunuhan, tidak mendapat reaksi, kata jaksa. Sambil menunggu persidangan, Kato menulis surat kepada seorang sopir taksi berusia 56 tahun yang terluka dalam penusukan itu, mengungkapkan penyesalannya.
Para korban “menikmati hidup mereka, dan mereka memiliki mimpi, masa depan yang cerah, keluarga yang hangat, kekasih, teman, dan kolega,” tulis Kato menurut salinan yang diterbitkan di mingguan Shukan Asahi.
Eksekusi Kato adalah yang pertama di Jepang tahun ini dan terjadi setelah tiga tahanan digantung pada Desember 2021.