Maria Walanda Maramis, Pahlawan Penggiat Hak-hak Wanita
Pada akhir abad 19 dan awal abad 20 banyak klan yang berada dalam proses kea rah satu unit geopolitik yang disebut Minahasa dalam suatu tatanan kolonial Hindia Belanda.
Komersialisasi agrarian melahirkan perkebunan-perkebunan kopi dan kemudian kopra membuat ekonomi ekspor berkembang pesat, penanaman modal mengalir deras, dan kota-kota lain tumbuh seperti Tondano, Tomohon, Kakaskasen, Sonder, Romboken, Kawangkoan dan Langowan.
Opini serta ide dari Maria dituliskannya di sebuah surat kabar setempat yang bernama Tjahaja Siang.
Ia menunjukkan pentingnya peranan ibu dalam keluarga dimana adalah kewajiban ibu untuk memberi Pendidikan awal kepada anak-anaknya.
Maria bersama dengan beberapa orang lain mendirikan Pencintaan Ibu Kepada Anak Temurunnya (PIKAT) pada tanggal 8 Juli 1917.
Tujuan organisasi tersebut adalah untuk mendidik kaum wanita yang tamat sekolah dasar dalam hal-hal rumah tangga seperti memasak, menjahit, merawat bayi, pekerjaan tangan, dan sebagainya.