'Kami Tidak Akan Pernah Lupa': 20 Tahun Setelah Bom Bali
RIAU24.COM - Hayati Eka Laksmi pertama kali menyadari ada yang tidak beres ketika suaminya tidak pulang setelah bekerja shift malam pada 12 Oktober 2002.
Suaminya, Imawan Sardjono, adalah seorang petugas pemadam kebakaran berusia 33 tahun di Bandara Internasional Ngurah Rai Bali. Dia telah menghabiskan hari itu menunjukkan kepada saudara iparnya dan dua temannya pemandangan pulau wisata paling populer di Indonesia.
Sardjono telah menyewa mobil untuk kunjungan kelompok itu, dan setelah menikmati makan malam bersama, dia berencana untuk mengantar mereka kembali ke hotel mereka sebelum berangkat kerja. Tetapi rencana itu meninggalkan mereka semua di tempat yang salah pada waktu yang salah.
Laksmi menemukan apa yang terjadi ketika seorang perwakilan dari perusahaan persewaan mobil datang ke rumah yang dia tinggali bersama suaminya dan kedua putra mereka, yang saat itu berusia dua dan tiga tahun.
"Saya sangat sedih," katanya kepada Al Jazeera saat dia mengingat pagi itu. "Itu adalah kesedihan yang luar biasa. Dia adalah suami yang paling bertanggung jawab, dan itu adalah kerugian yang sangat besar. Aku masih merasakannya sekarang."
Puing-puing kendaraan Sardjono telah ditemukan di luar Sari Club di Kuta, sebuah kota wisata sibuk yang penuh dengan bar dan restoran yang menjadi target serangan terkoordinasi oleh anggota Jemaah Islamiyah (JI), sebuah kelompok garis keras Indonesia.