RIAU24.COM - Penulis buku asal Sri Lanka Shehan Karunatilaka dinobatkan sebagai pemenang Penghargaan Booker bergengsi untuk fiksi untuk buku keduanya The Seven Moons of Maali Almeida, tentang seorang fotografer perang yang terbunuh dalam perang saudara di negara itu.

Karunatilaka menerima piala dari Permaisuri Camilla pada upacara pada Senin malam di London. Itu adalah upacara tatap muka pertama penghargaan sastra bahasa Inggris sejak 2019.

Penulis berusia 47 tahun itu juga mendapat hadiah 50.000 pound (USD 56.700).

Karunatilaka adalah orang Sri Lanka kedua yang memenangkan penghargaan tersebut, setelah kemenangan Michael Ondaatje pada tahun 1992 untuk The English Patient, yang kemudian diubah menjadi film blockbuster.

Neil MacGregor, yang mengetuai panel juri, menyebut Seven Moons "sebuah kehidupan setelah kematian yang melarutkan batas tidak hanya dari genre yang berbeda, tetapi juga kehidupan dan kematian, tubuh dan jiwa, timur dan barat".

Para juri mengatakan itu adalah "cerita bohong dan berpacu dengan waktu, penuh dengan hantu, lelucon, dan kemanusiaan yang mendalam".

Semua kecuali satu dari enam penulis terpilih menghadiri upacara tersebut, acara Booker langsung pertama sejak 2019.

Orang Inggris Alan Garner, yang berusia 88 tahun pada hari Senin, muncul secara virtual.

Penulis terpilih lainnya termasuk NoViolet Bulawayo dari Zimbabwe, penulis Amerika Percival Everett dan Elizabeth Strout dan penulis Irlandia Claire Keegan.

The Booker pertama kali dianugerahkan pada tahun 1969 dan merupakan penghargaan sastra terkemuka Inggris untuk novel yang ditulis dalam bahasa Inggris. Tahun lalu penghargaan diberikan kepada Damon Galgut dari Afrika Selatan , sementara pemenang sebelumnya termasuk Salman Rushdie, Margaret Atwood dan Hilary Mantel.

Upacara Senin menampilkan penghormatan khusus kepada Mantel, yang meninggal bulan lalu dalam usia 70 tahun. Dia adalah penulis Inggris pertama - dan wanita pertama - yang memenangkan hadiah dua kali dengan dua novel pertama dalam trilogi Wolf Hall-nya.

 

***