Tahukah Anda Berapa Berat Awan? Simak Penjelasannya
RIAU24.COM - Awan, yang kerap jadi bahan imajinasi soal tempat yang empuk dan selembut kapas, ternyata tak seringan penampakannya.
Berdasarkan perhitungan yang dibuat oleh Margaret LeMone, ilmuwan atmosfer dari National Center for Atmospheric Research, Colorado, Amerika Serikat, 'pulau langit' ini memiliki berat sekitar 550 ton.
Bagaimana cara menimbangnya? Ia pertama-tama penasaran dengan berat kandungan air di dalam rata-rata awan cumulus.
LeMon lalu menghitung dengan cara mengukur ukuran bayangan awan tersebut dan mengira-ngira tingginya dan berasumsi awan tersebut berbentuk kubus. Meskipun, asumsi awan berbentuk kubus itu tidak sepenuhnya tepat.
Awan itu rata-rata memiliki tinggi yang setara dengan lebarnya. Alhasil, asumsi itu tetap membantu kalkulasi volume awan tersebut.
Berbasis data riset sebelumnya, Margaret memiliki estimasi kepadatan tetesan air sekitar 1/2 gram per meter kubik.
"Saya sampai ke perhitungan sekitar 550 ton (499 metrik ton) air," ungkap dia dikutip dari LiveScience.
Akan tetapi, Margaret mengakui setiap tipe awan memiliki berat yang berbeda.
"Awan cirrus misalnya yang lebih ringan karena awan itu punya lebih sedikit kandungan air per unit volume," kata Margaret.
Selain awan cirrus, ada juga awan cumulonimbus (awan hitam yang biasa terlihat sebelum hujan badai) yang cenderung lebih berat.
Meski begitu berat, awan ternyata tidak jatuh ke dataran karena "tetesan air di awan sangat kecil sehingga mereka tidak jatuh dengan cepat," kata Margaret.
Rata-rata tetesan air di awan berukuran 1 juta kali lebih kecil daripada tetesan air hujan. Perbandingannya seperti ukuran Bumi dengan Matahari.
Selain itu, aliran angin di ketinggian meniup tetesan-tetesan mungil air itu sehingga menjaganya di udara untuk lebih lama jika anginnya statis.
Armin Sorooshian, ahli hidrologi dari University of Arizona mengatakan, mengungkap beberapa cara menghitung berat awan. Pertama-tama adalah menimbang uap air yang menyusunnya.
Untuk melakukan hal itu, kata dia, "Anda harus tahu sesuatu tentang dimensi awan tersebut. Anda juga harus tahu seberapa padat tetesan air tersebut."
Terkait perhitungan yang dibuat Margaret, Soorshian mengatakan hasilnya sangat mengesankan. Pasalnya, berat 500 ton air sama dengan menaruh 100 gajah di atas kepala.
Sooroshian juga mengatakan, konveksi panas juga membantu tetesan-tetesan air itu mengambang di langit.
"Awan sebetulnya kurang padat daripada udara yang berada di bawahnya, kata Sooroshian.
Mengutip situs Center for Science Education, ada beberapa tipe awan berdasarkan ketinggiannya dari Bumi. Pada ketinggian rendah (permukaan hingga 2 km), ada awan jenis stratus, stratocumulus, kumulus, dan nimbostratus.
Pada ketinggian pertengahan (ketinggian 2-7 km), ada awan altostratus dan altocumulus. Awan cirrostratus, cirrocumulus, dan cirrus berada di ketinggian yang paling tinggi (5-13km).
(***)