Pemkab Siak Saat ini Fokus Atasi Inflasi, Miskin Ekstrim dan Stunting
RIAU24.COM - Siak- Wakil Bupati Siak Husni Merza saat mengelar safari Ramadan di kecamatan Pusako menyampaikan saat ini ada tiga pekerjaan rumah yang menjadi perhatian khusus pemerintah kabupaten Siak di tahun 2023-2024 ini. Selain pembangunan infrastruktur, ada persoalan lain yang menjadi catatan pemerintah daerah pertama persolan inflasi atau naiknya harga sejumlah bahan pokok dengan jangka waktu tertentu, kedua miskin ekstrim dan yang ke ketiga masalah stunting.
“Pemerintah daerah terus memastikan bahwa masyarakat masih bisa mendapatkan bahan pokok dengan harga yang terjangkau. Termasuk berupaya harga kebutuhan pokok di pasaran menjadi normal. Caranya melalui pasar murah yang akan di gelar di 14 kecamatan. Termasuk lewat program BAZNAS Siak menggerakkan UMKM dan para mustahik dengan bantuan modal usaha pengembangan ternak unggas, ikan dan pertanian khususnya, komoditas yang harganya naik, seperti cabe rawit, jagung, bawang dan ayam potong,”ujar Wabup Husni saat menghadiri kegiatan safari Ramadan 1444 H berlangsung di Masjid Baitul Rahim Dusun Pusako, kecamatan Pusako, Kabupaten Siak.
Husni juga menghimbau masyarakat kecamatan Pusako memanfaatkan lahan atau pekarangan di tanam dengan komoditas yang bermanfaat. Seperti cabe, ubi dan jagung.
“Bagi papak ibu yang memiliki pekarangan luas, manfaatkan lahan tersebut dengan tanaman bermanfaat, cabe kutu (rawit) sekarang harganya tinggi, nah ini tanam ubi, jagung dan sayur-sayuran bermanfaat,”pintanya.
Lanjutnya, Pemkab Siak saat ini sedang fokus mengentaskan kemiskinan ekstrim,”Apa miskin ekstrim itu, ada orang yang satu hari hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari semalam tak lebih Rp12 ribu, ini kategori masuk miskin ekstrim. Di Pusako ini dari laporan bu camat terdapat 81 Kepala keluarga kategori miskin ekstrim, ini menjadi tugas kita bersama target kita di 2024 tidak ada lagi miskin ekstrim di kabupaten Siak,”kata dia.
Wahup Husni menambahkan, ketiga masalah Stunting atau gagal tumbuh kembang anak, maka pemerintah daerah konsen dengan masalah ini. “Anak stunting ini tinggi badannya tidak sesuai degan umurnya. Berat badanya tak sesuai akibat di 1000 hari kelahiran akibat gizinya tidak diperhatikan. Kami juga minta para camat, tiga poin penting ini juga menjadi konsen di kecamatannya, dengan melibatkan RT/RW data mereka, berapa jumlah mereka yang sesungguhnya, yang masuk kategori stunting, miskin ekstrim,”pinta Husni.