Studi: 5,5 persen Balita yang Tinggal dengan Orang Tua Perokok Beresiko Tinggi Menjadi Stunting
RIAU24.COM - Peringati Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) atau World No Tobacco Day, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tegaskan rokok menyebabkan stunting pada anak yang akan mempengaruhi masa depan bangsa Indonesia.
Stunting adalah keadaan anak gagal tumbuh baik secara fisik ataupun kognitif (kemampuan berpikir). Biasanya anak tumbuh lebih pendek dari teman sebayanya.
Ini terjadi karena anak kurang mendapat asupan gizi seimbang, termasuk ASI dan zat yang merusak sel.
Penelitian Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (UI) pada 2018 menemukan balita yang tinggal dengan orang tua perokok tumbuh cenderung kurang 1,5 kilogram dari anak-anak yang tinggal dengan orang tua bukan perokok.
Penelitian tersebut juga menyebutkan 5,5% balita yang tinggal dengan orang tua perokok punya risiko lebih tinggi menjadi stunting.
“Kita tahu bahwa angka stunting kita masih tergolong tinggi menurut kategori WHO yaitu di atas 20%, sementara Indonesia masih 21%. Kalau Balita berpotensi terpapar rokok di rumahnya maka ini menjadi salah satu hambatan kita dalam menurunkan stunting,” ujar Dirjen Endang melalui keterangan yang diterima suara.com, Rabu (7/6/2023).