Golkar Tolak Pembentukan Pansus JIS: Lebih Besar Politisnya Daripada Substansionalnya
RIAU24.COM - Ketua Fraksi Golkar DPRD DKI Jakarta Basri Baco menolak wacana pembentukan panitia khusus (pansus) untuk mendalami polemik Jakarta International Stadium (JIS).
Melansir suara.com, Basco menganggap saat ini belum perlu ada tim khusus untuk menelusuri perencanaan hingga pembangunan JIS.
Selain itu, menurut Basco pembentukan Pansus bisa saja dilakukan apabila sudah terlebih dahulu ada audit dan pemeriksaan yang dilakukan pihak kredibel. Dari hasil penelusuran awal ini baru bisa diketahui Pansus diperlukan atau tidak.
"Kalau harus sampai Pansus Golkar menolak, kecuali setelah di lakukan Audit dan pemeriksaan dan perlu pendalaman lagi mungkin bisa naik Pansus," ujar Baco, Kamis (13/7).
Basco menilai pembentukan pansus ini belum tentu bisa menyelesaikan masalah stadion yang dibangun di era Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Ia pun menilai pembentukan pansus justru lebih sarat kepentingan politis.
"Pansus ini kadang lebih besar politisnya daripada substansionalnya," ucapnya.
“Tidak dilaksanakan juga sama eksekutif, padahal sudah capek-capek kami bahas dan dalami di pansus,” sambungnya.
Namun, ia mendukung program perbaikan yang dilakukan pemerintah saat ini untuk menjadikan JIS sebagai salah satu venue Piala Dunia U-17 2023.
"Untuk dicek, diperiksa, dan kemudian diperbaiki atau di sempurnakan atau direnovasi untuk kepentingan tempat Piala Dunia, Golkar setuju dan mendukung penuh," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta ngotot ingin menggulirkan wacana pembentukan pansus JIS.Pembentukan Pansus JIS ini pun dinilai sebagai jalan keluar untuk mengakhiri politik stadion warisan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan itu.
“Pansus ini dalam rangka untuk melihat benang merahnya, jangan sampai terjadi polemik yang berkepanjangan,” ucap Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong.
Dengan membentuk pansus, DPRD DKI pun bisa melakukan penelusuran terhadap berbagai permasalahan yang ada di JIS. Pasalnya, meski sudah menelan anggaran Rp4,5 triliun, JIS hingga saat ini belum sekalipun menggelar pertandingan resmi.
Hal ini terjadi karena ada beberapa aspek di JIS yang dinilai belum memenuhi standar organisasi sepak bola internasional (FIFA).