Harga Popok-Susu Bayi 'Selangit' di Jepang, Bikin Banyak Warganya Ogah Punya Anak
RIAU24.COM - Angka kelahiran di Jepang kini anjlok, disebut-sebut gegara banyak warganya enggan memiliki anak. Seiring itu, harga sejumlah barang keperluan bayi seperti popok, susu formula, dan barang-barang lainnya melonjak tinggi sejak awal tahun ini di Jepang.
Analisis lembaga think tank menyoroti, kenaikan harga tersebut memberikan beban berat kepada rumah tangga yang merawat anak.
Pada Juni tahun ini, harga barang-barang terkait keperluan bayi naik 9,3 persen dibandingkan Juni tahun lalu.
Sedangkan untuk produk konsumen secara keseluruhan, kenaikan harga hanya 3,3 persen. Hamagin Research Institute mengungkapkan, kemungkinan harga tersebut akan tetap tinggi untuk sementara waktu.
Tingkat kenaikan 'indeks harga bayi' yang terdiri dari popok, susu formula, pakaian bayi, boneka dan mainan, pada Juni ini merupakan yang tertinggi sejak Januari 2015, ketika harga terangkat secara signifikan oleh kenaikan pajak konsumsi.
Perihal harga untuk keperluan mengasuh anak dan tidak termasuk boneka maupun mainan, mengalami kenaikan sebanyak 7,2 persen pada Juni ini.
Meski kenaikannya tidak setinggi barang-barang, kenaikan ini masih yang tertinggi sejak 1991 ketika angka penghitungan indeks mulai tersedia.
"Kenaikan indeks harga bayi diperkirakan akan tetap tinggi untuk beberapa waktu karena pelemahan yen, melonjaknya harga bahan, dan kenaikan biaya logistik dari tahun lalu secara bertahap diteruskan ke konsumen," beber peneliti senior institut tersebut Yuki Endo dikutip dari Kyodo News, Senin (15/8/2023).
Juga dalam laporan yang mendalami keluhan keluarga yang kekurangan uang dalam membesarkan anak, 80 persen responden mengatakan anggaran mereka menjadi 'sangat ketat' karena lonjakan harga baru-baru ini.
Survei online yang dilakukan dari akhir Mei hingga awal Juni terhadap 1.538 orang oleh Kidsdoor juga menemukan bahwa 85 persen rumah tangga tersebut tidak mengalami kenaikan upah pada musim panas ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Ketika ditanya tentang dampak khusus dari kenaikan harga, banyak responden mengaku mereka menghindari penggunaan AC untuk menghemat tagihan listrik dan tidak dapat menghemat uang.
Pemerintah menyebut, melonjaknya biaya pengasuhan anak sebagai salah satu faktor utama di balik tren penurunan jumlah kelahiran di Jepang.
Sebab pada 2022, angka kelahiran di negara tersebut anjlok ke level paling rendah dalam sejarah.
Mengatasi kondisi itu, pemerintah telah meluncurkan sejumlah langkah, di antaranya dengan menghapus batas pendapatan bagi orang tua untuk menerima tunjangan anak dan meningkatkan tunjangan bagi keluarga dengan banyak anak.
Endo dari Institut Penelitian Hamagin setuju bahwa langkah tersebut akan sangat membantu untuk meringankan masyarakat Jepang, meskipun mungkin perlu waktu untuk menerapkannya.
"Mungkin bermanfaat untuk memberikan kebutuhan pokok langsung kepada keluarga seperti popok dan susu formula bayi, yang harus sering mereka beli," kata Endo.
"Karena keluarga mungkin lebih suka merek popok atau susu yang berbeda, menawarkan kupon kepada mereka untuk membeli produk semacam itu bisa lebih membantu," pungkasnya. ***