Hasto Respon Soal Nama Jokowi Dibalik Deklarasi PAN-Golkar untuk Prabowo
RIAU24.COM - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto mengklaim ada yang mencatut nama Presiden Joko Widodo sehingga seolah-olah berada di balik koalisi empat partai pendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Hasto mengatakan pihaknya telah menerima klarifikasi dari Jokowi soal PAN dan Golkar yang telah menyatakan sikap mendukung Prabowo.
Dia membantah Presiden ikut campur dalam koalisi tersebut.
"Tentang Pak Jokowi yang namanya dicatut, beliau sudah klarifikasi bahwa itu tidak benar. Pak Jokowi tidak pernah campur tangan di dalam pembentukan kerja sama partai politik," kata dia di Bogor, Selasa (15/8).
Dia menambahkan bahwa empat partai pendukung Prabowo di Pilpres kali ini hanya mengulang peta koalisi di 2014. Kala itu, Prabowo didukung enam partai, dan dua di antaranya Golkar dan PAN.
Hasto meyakini koalisinya saat ini, dengan mengusung Ganjar Pranowo tetap bisa menang meski hanya didukung empat partai yakni PPP, Hanura, dan Perindo.
Poros koalisi itu belum ditambah 1,2 juta pengurus partai, yang 54 persen di antaranya menjabat kepala daerah.
"Jadi kunci dari kemenangan pemilu itu adalah memperkuat akar rumput," kata dia.
Hasto menambahkan bahwa PDIP juga bukan kali pertama dikeroyok dalam kontestasi pemilu.
Di Pilkada Surabaya, dia berkata partainya tetap bisa menang meski sendirian mengusung Eri Cahyadi.
Hasto menilai pemilihan langsung akan sangat ditentukan oleh kualitas calon, bukan sepenuhnya oleh partai politik.
"Itu yang akan sangat menentukan. Itu secara empiris telah terbukti termasuk di Jakarta ketika Pak Jokowi menjadi cagub DKI Jakarta," ucap Hasto.
Namun, Hasto mengatakan PDIP akan terus melakukan komunikasi politik dengan semua pihak. Bukan saja dengan elite, komunikasi juga dilakukan lewat akar rumput.
Dia meyakini meski partai telah menentukan arah dukungan, kondisinya bisa berbeda di akar rumput jika sosok yang diusung tidak sesuai kehendak rakyat.
"Tapi ditinjau dari dukungan rakyat, karena tidak adanya kesinambungan antara karakter pemimpin yang baik dengan dukungan yang diberikan, maka terjadi split," kata dia.
(***)