Kisah Warga Suku Vadoma di Afrika yang Lahir dengan Kaki Bak Burung Unta
RIAU24.COM - Suku Vadoma merupakan kelompok etnis yang tinggal di wilayah Kayemba bagian utara, Zimbabwe. Suku ini memiliki kisah unik dan menginspirasi tentang bagaimana mereka mengatasi tantangan kesehatan yang dikenal sebagai sindrom 'kaki burung unta' atau Ectrodactyly.
Ectrodactyly juga dikenal sebagai sindrom kaki dua atau sindrom cakar lobster. Sindrom ini merupakan kelainan genetik langka yang memengaruhi pertumbuhan kaki dan menyebabkan kaki tampak mirip dengan kaki burung unta.
Dikutip Daily Star, Ectrodactyly juga disebut sebagai cacat formasi tangan/kaki terbelah, suatu kondisi yang ditandai dengan tidak adanya satu atau beberapa jari tangan atau kaki.
Penduduk asli Suku Vadoma tidak diperbolehkan menikah di luar kelompok mereka. Hal ini untuk mencegah penyebaran kondisi tersebut di suku lain.
Imbas aturan tersebut, Suku Vadoma memiliki sejarah inces atau perkawinan sedarah. Hal ini mengakibatkan akumulasi gen yang tidak beragam, pada akhirnya menyebabkan munculnya cacat fisik atau kondisi genetik langka.
Sebagian besar Suku Vadoma kehilangan tiga jari tengah dan hanya memiliki dua jari kaki luar yang menjadi terbalik. Para ilmuwan berpendapat bahwa kondisi fisik Suku Vadoma terjadi akibat mutasi tunggal pada kromosom nomor 7 dan kondisi unik ini diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Karena bentuk jari-jari kaki yang 'aneh', mereka tidak bisa memakai sepatu, tetapi mereka dapat berlari walaupun mengalami kesulitan. Mereka juga bisa memanjat pohon meskipun hanya memiliki dua jari kaki.
Suku Vadoma sangat bangga dengan jati diri mereka dan menganggap mutasi ini sebagai status lebih baik daripada suku lain di daerah Kayemba, Zimbabwe.
Meski memiliki cacat fisik dan keterbatasan, ini tak menjadi halangan bagi mereka untuk beraktivitas dan tetap aktif berburu, memancing, hingga mengumpulkan makanan.