Kudeta Gabon: Penangguhan Demokrasi Negara Hanya Sementara
RIAU24.COM - Pemimpin militer baru Gabon Jenderal Brice Oligui Nguema mengatakan pada hari Jumat (1 September) bahwa penangguhan demokrasi hanya akan bersifat sementara di tengah kudeta yang sedang berlangsung.
Dalam sebuah pidato, Jenderal Nguema mengatakan, "Pembubaran lembaga-lembaga selama kudeta bersifat sementara," menambahkan itu adalah masalah reorganisasi mereka untuk membuat mereka lebih demokratis.
Nguema memperingatkan para pemimpin bisnis di Gabon terhadap penagihan berlebihan dan mengatakan kepada mereka untuk berkomitmen pada pembangunan negara.
"Sulit untuk memahami, pada tahap ini, komitmen atau patriotisme Anda ketika datang ke pengembangan yang diharapkan oleh rekan-rekan kami," tambahnya.
Kepala militer bersumpah untuk memastikan uang yang ditagih berlebihan kembali ke negara. Nguema juga mengundang donor asing, diplomat dan anggota organisasi internasional untuk bertemu dengannya.
Nguema juga mengatakan pada hari Jumat bahwa junta akan melanjutkan dengan cepat tapi pasti tetapi akan menghindari pemilihan yang mengulangi kesalahan yang sama dengan mempertahankan orang yang sama tetap berkuasa.
"Pergi secepat mungkin tidak berarti menyelenggarakan pemilihan ad hoc, di mana kita akan berakhir dengan kesalahan yang sama," katanya.
Nguema, kepala Garda Republik, memimpin kudeta terhadap Presiden Ali Bongo Ondimba pada hari Rabu dan menempatkannya di bawah tahanan rumah. Pengambilalihan itu mengakhiri kekuasaan keluarga Bongo selama 56 tahun.
Kudeta itu terjadi hanya beberapa saat setelah pengumuman bahwa Bongo telah mengamankan masa jabatan ketiga dalam pemilihan. Junta mengangkat Nguema sebagai kepala negara. Dia akan dilantik sebagai presiden transisi. Junta telah membubarkan lembaga-lembaga Gabon, membatalkan hasil pemilu dan menutup perbatasan.
Pada hari Jumat, gambar dari media lokal menunjukkan putra Bongo, Noureddin Bongo Valentin dan pejabat lainnya yang ditangkap di depan koper berisi uang tunai yang diduga disita dari rumah mereka.
Pada hari Kamis, Uni Afrika (AU) menangguhkan keanggotaan Gabon setelah kudeta hari Rabu. Dewan Perdamaian dan Keamanan Uni Afrika melarang partisipasi Gabon dalam semua kegiatan, organ dan lembaganya sampai tatanan konstitusional dipulihkan.
(***)