Palestina Respons soal Serbuan 'Mematikan' Hamas ke Israel
RIAU24.COM -Pemerintah Palestina buka suara atas serangan militer Hamas, yang menguasai jalur Gaza, ke wilayah zionis Israel.
"Kami telah berulang kali memperingatkan konsekuensi menghalangi cakrawala politik dan kegagalan memberikan kesempatan kepada rakyat Palestina untuk menggunakan hak sah mereka untuk menentukan nasib sendiri dan mendirikan negara mereka sendiri," seperti dikutip dari keterangan resmi Kementerian Luar Negeri Palestina, Sabtu (7/10).
Palestina mengatakan pihaknya juga telah mengingatkan konsekuensi dari serangan ke permukiman penduduk serta penggerebekan terhadap Masjid Al-Aqsa.
"Keamanan, stabilitas dan perdamaian di kawasan kita dapat dicapai dengan mengakhiri pendudukan Israel atas tanah Negara Palestina, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, sesuai perjanjian 1967, dan mengakui hak rakyat atas kemerdekaan dan kedaulatan," ujarnya.
Otoritas Palestina menyebut penolakan Israel terhadap perjanjian yang ditandatangani dan kegagalan untuk mematuhi resolusi internasional menyebabkan hancurnya proses perdamaian.
"Berlanjutnya ketidakadilan dan penindasan yang dialami rakyat Palestina adalah alasan di balik situasi yang eksplosif ini dan tidak adanya perdamaian dan keamanan di wilayah tersebut. Perdamaian membutuhkan keadilan, kebebasan dan kemandirian bagi rakyat Palestina, kembalinya pengungsi, dan implementasi penuh resolusi internasional," kata pernyataan itu.
Sebelumnya, kelompok militan Palestina Hamas melancarkan serangan udara, laut, dan darat terhadap Israel pada Sabtu (7/10).
Bermula dari Hamas yang melontarkan ribuan roket dari Jalur Gaza yang diblokade.
Berbagai sumber masih belum jelas soal angka korban tewas.
Sumber petugas medis menyebut sedikitnya 22 orang di wilayah ini, sumber pemberitaan lain mengungkap angka 40-an.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa negaranya sedang berperang dengan militer Hamas, yang menguasai Jalur Gaza.
Netanyahu memerintahkan pemanggilan pasukan cadangan dan berjanji bahwa Hamas akan membayar akibat dari apa yang belum diketahui mereka sampai sekarang.
"Kami sedang berperang," kata Netanyahu. "Bukan 'operasi', bukan 'ronde', tapi perang," tegasnya, seperti dilansir LA Times, Sabtu (7/10).
Sang Perdana Menteri juga memerintahkan militer Israel untuk membersihkan kota-kota yang disusupi militan Hamas yang masih terlibat baku tembak dengan tentara Israel.
(***)