RIAU24.COM - Forum Ekonomi Dunia mengatakan bahwa pada tahun 2050, akan ada lebih banyak plastik di lautan daripada ikan.
Plastik ada di mana-mana, dan sebuah studi baru menemukan bahwa hal-hal tertentu yang ditambahkan ke plastik dapat memengaruhi 'kehidupan cinta' krustasea kecil seperti udang, yang bahkan dapat menyebabkan kepunahan mereka.
Apa itu krustasea seperti udang?
Makhluk-makhluk kecil ini ditemukan di tepi laut Eropa dan membentuk sejumlah besar makanan ikan dan burung.
"Jika mereka terganggu, itu akan berdampak pada seluruh rantai makanan," kata ahli ekotoksikologi Alex Ford dari University of Portsmouth di Inggris.
Bagaimana percobaan dilakukan?
Para ilmuwan di Portsmouth melakukan percobaan pada krustasea kecil yang disebut Echinogammarus marinus. Mereka memaparkannya hanya empat dari ribuan bahan kimia yang ditemukan dalam plastik.
"Kami memilih empat aditif ini karena dugaan bahaya yang ditimbulkannya terhadap kesehatan manusia didokumentasikan dengan baik," jelas Green-Ojo.
"Dua bahan kimia yang kami selidiki (DBP dan DEHP) diatur dan tidak diizinkan untuk digunakan dalam produk di Eropa. Dua bahan kimia lainnya tidak memiliki batasan saat ini dan ditemukan di banyak produk rumah tangga. Kami ingin menguji efek bahan kimia ini terhadap perilaku kawin akuatik," tambahnya.
Meskipun ada aturan tentang bahan kimia ini, tiga di antaranya masih umum ditemukan di air Inggris.
Hasil
Keempat bahan kimia yang mereka uji bisa membuat makhluk ini kesulitan kawin karena mengubah perilaku mereka. Dua bahan kimia bahkan menyebabkan penurunan jumlah sperma.
Ketika makhluk-makhluk ini mencoba kawin di laboratorium, mereka melakukannya lebih jarang ketika terkena bahan kimia ini.
Studi ini menambah penelitian lain yang menunjukkan bahwa berada di sekitar plastik untuk waktu yang lama mungkin buruk bagi hewan, bahkan jika kita belum tahu semua efeknya.
"Meskipun hewan yang kami uji terpapar konsentrasi yang jauh lebih tinggi daripada yang biasanya Anda temukan di lingkungan, hasilnya menunjukkan bahan kimia ini dapat mempengaruhi jumlah sperma," jelas Ford.
"Bisa dibayangkan bahwa jika kita melakukan percobaan pada udang yang telah terpapar untuk waktu yang lebih lama atau selama tahap kritis dalam sejarah hidup mereka, itu akan mempengaruhi tingkat dan kualitas sperma mereka," tambahnya.
(***)