Apa Itu Badai Matahari? Diprediksi Terjadi Tahun 2025 yang Bisa Bikin 'Kiamat Internet'
Pada tahun 2019, Peneliti Ahli Utama (Profesor Riset) Astronomi dan Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin menyebutkan bahwa dampak badai Matahari lebih membahayakan bagi teknologi di antariksa.
"Membahayakannya bukan pada kehidupan manusia tapi bagi teknologi antariksa. Ketika satelit-satelit terkena badai Matahari, dan jika proteksi satelit gagal mengatasinya, tentu instrumen di satelit itu rusak. Kalau satelitnya rusak, maka layanan-layanan di Bumi yang memanfaatkan satelit itu akan terganggu," ujar Djamal.
Jadi, meski tidak membahayakan makhluk hidup di Bumi, badai Matahari akan berdampak secara tidak langsung terhadap kehidupan.
Pasalnya, layanan berbasis satelit sudah jadi kebutuhan manusia modern. Sebut saja untuk komunikasi, broadcasting dan komunikasi data perbankan misalnya, semua itu sangat bergantung pada satelit.
"Ketika satelit Telkom 1 mengalami gangguan di 2017 misalnya. ATM yang memanfaatkan satelit itu menjadi offline dan sekian banyak pengguna tidak bisa terlayani," ujarnya memberikan contoh.