Setidaknya 7 Kritikus Kremlin Ditargetkan dengan Spyware di Dalam Uni Eropa
RIAU24.COM - Setidaknya tujuh kritikus Kremlin, termasuk jurnalis menjadi sasaran di dalam Uni Eropa (UE) oleh negara yang menggunakan Pegasus, sebuah laporan oleh LSM hak-hak sipil digital Access Now mengatakan pada hari Kamis (30 Mei).
Mereka yang ditargetkan termasuk jurnalis dan aktivis Rusia, Belarusia, Latvia dan Israel di dalam Uni Eropa.
Dalam laporannya, Access Now mengatakan pada hari Kamis bahwa penyelidikan oleh LSM tersebut mengungkapkan bahwa penggunaan Pegasus (spyware peretasan yang dibuat oleh NSO Group Israel) untuk menargetkan jurnalis berbahasa Rusia dan Belarusia berasal dari setidaknya tahun 2020, dengan lebih banyak serangan setelah perang Ukraina pada tahun 2022.
"Access Now dan Citizen Lab juga mengonfirmasi bahwa lima ponsel korban berisi ID Apple yang digunakan oleh operator Pegasus dalam upaya mereka untuk meretas perangkat," tambah laporan itu.
Para korban
Salah satu korban adalah anggota masyarakat sipil Belarusia yang saat ini berbasis di Vilnius, Lithuania, kata laporan itu.
Korban ini memilih untuk tetap anonim setelah menerima pemberitahuan ancaman Apple pada 22 Juni 2023, bahwa perangkat mereka telah ditargetkan dengan serangan yang disponsori negara.
"Mereka menghubungi Citizen Lab untuk mendapatkan dukungan keamanan digital, yang menganalisis perangkat dan mengonfirmasi bahwa perangkat itu terinfeksi spyware Pegasus pada atau sekitar 25 Maret 2021," ungkap laporan itu.
Korban serangan lainnya, seorang jurnalis Rusia yang tinggal di pengasingan di Vilnius sejak perang Ukraina dimulai, menerima dua pemberitahuan ancaman Apple pada 31 Oktober 2023, dan pada 10 April 2024.
Access Now dan Citizen Lab mengidentifikasi upaya untuk menginfeksi perangkat jurnalis pada atau sekitar 15 Juni 2023.
Korban lain juga menerima pemberitahuan ancaman Apple serupa.
Siapa yang berada di balik serangan itu?
Sebuah laporan oleh The Guardian pada hari Kamis mengatakan bahwa Rusia tampaknya menjadi negara yang paling logis di balik serangan spyware, tetapi laporan Access Now tidak secara eksplisit menyebutkan nama terdakwa.
"Citizen Lab memberi tahu kami bahwa juga tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Rusia, Belarus, atau Lithuania adalah pelanggan Pegasus," kata laporan itu, menambahkan bahwa Polandia dan Latvia tidak bertanggung jawab.
"Estonia adalah negara Baltik lain yang bekerja sama erat dengan Latvia dan Lithuania dalam masalah keamanan, termasuk mengenai Rusia dan Belarus. Menurut Citizen Lab, Estonia tampaknya menggunakan Pegasus secara luas di luar perbatasan mereka, termasuk di beberapa negara Eropa," katanya.
(***)