RIAU24.COM - Sebuah studi baru telah menemukan alasan tersembunyi di balik mengapa kucing menggaruk furnitur.

Yasemin Salgirli Demirbas, seorang peneliti hewan dari Universitas Ankara, berbagi bahwa faktor-faktor seperti keberadaan anak-anak di rumah, kepribadian kucing, dan tingkat aktivitasnya sangat mempengaruhi seberapa banyak kucing menggaruk.

"Kami menunjukkan bahwa faktor-faktor tertentu seperti keberadaan anak-anak di rumah, ciri-ciri kepribadian kucing, dan tingkat aktivitas mereka secara signifikan memengaruhi tingkat perilaku menggaruk," kata Science Alert mengutip Salgirli Demirbas.

Meskipun menggaruk adalah perilaku alami bagi kucing, itu bisa menjadi masalah ketika menyebabkan kerusakan furnitur.

Demirbas dan tim penelitinya dari Portugal, Kanada dan Prancis menemukan bahwa stres memainkan peran utama dalam meningkatkan perilaku ini.

Ketika pemilik menjadi kesal dengan kucing mereka, itu dapat meningkatkan ketegangan sosial di rumah, mendorong kucing untuk menggaruk lebih sering.

Temuan studi

Studi ini mensurvei lebih dari 1.200 pemilik kucing dan menunjukkan hubungan yang kuat antara stres dan peningkatan garukan.

"Kucing yang tinggal dengan anak-anak, menjadi lebih aktif saat bermain atau di malam hari, lebih mungkin untuk menggaruk," Demirbas menjelaskan.

Kucing dengan perilaku agresif atau mengganggu juga lebih sering menggaruk.

Cara menangani garukan

Untuk mengelola perilaku ini, para ahli menyarankan untuk menggunakan strategi positif daripada menghukum kucing.

Menempatkan tiang garukan di dekat area di mana kucing lebih suka menggaruk dapat membantu.

Kucing sering menggaruk area yang bermakna untuk mengungkapkan perasaan mereka.

Penting juga untuk bermain dengan kucing Anda dengan cara yang tidak merangsang mereka secara berlebihan, karena terlalu banyak kegembiraan dapat menyebabkan lebih banyak garukan.

"Memahami perilaku ini dapat membantu pemilik kucing membimbing hewan peliharaan mereka untuk menggaruk di tempat yang tepat, membuat kehidupan rumah tangga lebih damai," Demirbas menyimpulkan.

Penelitian ini diterbitkan dalam Frontiers in Veterinary Science.

(***)