3.700 Warga Singapura Diprediksi Kena Demensia Dini, Termasuk Gen Z
Namun, di setiap kelompok usia, total 53 persen, 43 persen, dan 44 persen masing-masing mengatakan bahwa mereka tidak mungkin menjalani tes, atau tidak memilih salah satu pun.
Responden beralasan terkendala finansial untuk rutin mengikuti tes semacam itu, sebagai alasan utama tidak menjalani tes, yakni ada 35,6 persen. Diikuti oleh 33 persen yang mengatakan mereka takut mengetahui hasil tes.
Alasan lain, banyak yang merasa tidak perlu melakukan tes yakni sebanyak 23 persen, sisanya percaya diri dengan kesejahteraan dan kesehatan mereka sendiri yakni 21 persen, serta 14,6 persen mengaku demensia bukan merupakan turunan penyakit dalam keluarga mereka.
Temuan survei tersebut dibahas oleh panel yang terdiri dari konsultan NNI Chiew Hui Jin, konsultan senior dan psikiater Rumah Sakit Umum Changi Vanessa Mok, CEO Dementia Singapore Jason Foo, dan kepala penelitian Milieu Insight Nigel Lin.
Dr Chiew, dari departemen neurologi NNI, mengatakan penolakan untuk menjalani tes demensia merupakan masalah umum, dan hal itu khususnya mengkhawatirkan ketika pasien tidak menyadari gejala-gejala mereka meskipun anggota keluarga lain sebetulnya sudah menunjukkan gejala.
"Hal ini karena, pada tahap pra-demensia, pemahaman pasien terhadap gejala-gejala mereka mungkin sudah melemah, sehingga lebih sulit untuk menyangkal bahwa mereka mungkin memiliki kondisi tersebut," katanya, dikutip dari CNA, Kamis (5/9/2024).