Masyarakat Adat Ketakutan, Militer Terlibat dalam Proyek Food Estate di Merauke
RIAU24.COM -Proyek Strategi Nasional (PSN) Food Estate seluas dua juta hektare di Merauke, Papua Selatan mendatangkan ketakutan berlapis bagi sejumlah masyarakat adat.
Selain khawatir encaman perampasan ruang hidup, kini mereka merasa seperti terkena 'teror' atas kehadiran pasukan TNI disana.
Melansir BBC news Indonesia, Komandan Kodim merauke letkol Inf Jhonny Afriady menyangkal statement dari masyarakat tersebut.
Ia meyakinkan bahwa keberadaan prajuritnya di sana sebatas untuk membantu membuka lahan pertanian.
Diketahui, pada bulan juli 2024 lalu telah didatangkan sejumlah alat-alat berat ke Merauke, Papua Selatan.
Hal ini disbutkan untuk kepentingan PSN cetak sawah serta pembangunan perkebunan tebu dan bioetanol.
Kemudian diikuti penambahan pasukan TNI di kawasan tersebut—di luar satgas pengamanan yang sebelumnya sudah ada.
Akademisi dan pegiat HAM mengingatkan, pengerahan prajurit militer dengan dalih ketahanan pangan tersebut hanya akan memunculkan kekerasan baru dan "secara jelas melanggar tugas dan fungsi pokok TNI dalam Pasal 7 UU TNI tahun 2004".
Pemerintah Indonesia menambahkan kawasan pengembangan pangan dan energi di Kabupaten Merauke ini dalam daftar PSN pada 10 November 2023.
PSN Merauke terbagi menjadi tiga. Pertama, proyek pengembangan perkebunan tebu dan bioetanol seluas 500.000 hektar.
Kedua, proyek optimalisasi lahan atau Oplah yang semula 40.000 hektar menjadi 100.000 hektare.
Ketiga, proyek cetak sawah baru yang dikelola Kementerian Pertahanan dan Kementerian Pertanian dengan lahan seluas satu juta hektare.
Ketika pertama kali diumumkan, salah satu proyek yang digeber pada pengujung era Presiden Joko Widodo dan dilanjutkan Presiden Prabowo Subianto ini telah dikritik pelbagai kalangan.
(***)